Reporter: Agung Ardyatmo, Reuters | Editor: Uji Agung Santosa
BANGKOK. Kerusuhan politik Thailand beberapa bulan lalu yang tak terbukti mempengaruhi perekonomian Thailand, ditambah lagi dengan proyeksi pertumbuhan Thailand yang cukup tinggi, membuat indeks kepercayaan konsumen (CPI) Thailand bulan Juli meningkat cukup tajam.
CPI dari University of the Thai Chamber of Commerce naik ke posisi 71,4 di bulan Juli, dari posisi bulan sebelumnya yang di level 69,1. Angka ini menjadi yang tertinggi sejak bulan Januari 2010 lalu, dan menjadi pertanda bahwa suku bunga acuan Thailand bakal terus naik tahun ini, seiring mulai pulihnya perekonomian Thailand.
Setelah sempat terpuruk bulan Februari silam akibat kerusuhan berdarah, CPI Thailand sempat bergerak naik bulan Mei seiring berakhirnya kerusuhan di Thailand.
Ekonom University Thanavath Phonvichai mengatakan, keyakinan akan pulihnya perekonomian dan juga turunnya harga bahan bakar menjadi faktor terdongkraknya indeks.
Meskipun faktor krisis politik serta tingginya biaya hidup masih berdampak ke belanja masyarakat. "CPI menunjukkan adanya peningkatan. Jika kondisi politik tetap stabil, CPI bakal terus bergerak naik," kata Phonvichai.
Bank Sentral Thailand bulan lalu menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dari posisi terendah sebesar 1,25% yang sudah berlaku sejak April 2009. Bank Sentral juga menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Thailand untuk tahun ini dari 4,3% sampai 5,8% menjadi 6,5% sampai 7,5%.
GDP Thailand di kuartal I naik sebesar 3,8% dibandingkan kuartal sebelumnya. Thailand sendiri baru merilis data kuartal kedua tanggal 23 Agustus mendatang.