kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cuaca buruk, produk anggur global diperkirakan turun 10% di tahun 2019


Minggu, 03 November 2019 / 18:19 WIB
Cuaca buruk, produk anggur global diperkirakan turun 10% di tahun 2019
ILUSTRASI. FILE PHOTO: A pint of beer is poured into a glass in a bar in London, Britain June 27, 2018. REUTERS/Peter Nicholls/File Photo


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - PARIS. Produksi anggur global diperkirakan turun sampai 10% di tahun ini. Penyebabnya, produsen utama minuman anggur seperti Prancis, Italia dan Spanyol terpukul oleh kondisi cuaca yang tidak menguntungkan menurut data Organisasi Internasional Vine dan Wine (OIV).

Data tersebut mengungkapkan bahawa output global mencapai 263 juta hektoliter (mhl), atau menurun dari realisasi tahun lalu yakni 294 mhl. Potensi penurunan tersebut membuat produk anggur global kembali tumbuh secara rata-rata, padahal sebelumnya produksi meningkat luar biasa di tahun lalu,

Dua produsen anggur terbesar di Uni Eropa, Prancis dan Italia mencatatkan penurunan produksi anggur sampai 15%, bahkan Spanyol mencapai 24%. Menurut OIV, produksi ketiga negara tersebut di bawah rata-rata sejak lima tahun terakhir.

Baca Juga: Kejar target, begini upaya Bea Cukai penuhi penerimaan cukai

"Ini bisa dijelaskan terutama oleh kondisi cuaca yang menyenangkan, terutama musim semi yang sangat dingin dan hujan diikuti oleh musim panas yang sangat panas dan kering," kata OIV, dilansir dari Reuters, Kamis (31/10).

Asal tahu saja, produksi anggur di 28 negara Uni Eropa menyumbang 60% permintaan anggur global yaitu sebanyak 156,0 mhl, atau setara 26,7 mhl di bawah produksi tahun lalu. Prancis, Italia, dan Spanyol menyumbang 80% permintaan anggur di Uni Eropa.

OIV memperkirakan awal produksi anggur pada 2018 hanya 1% tetapi dan dilakukan peninjauan dalam beberapa bulan ke depan. Penurunan produksi anggur di belahan bumi selatan, menurut data hal ini sudah sejalan dengan keseluruhan produksi rata-rata selama lima tahun.

Baca Juga: Sah! Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) tak lagi jual Pepsi

Penurunan produk anggur tidak hanya terasa di Eropa, tetapi juga meluas ke Amerika Serikat. Argentina dan Chili, dua produsen anggur terbesar di Amerika Selatan, masing-masing mencatat penurunan 10% dan 7% akibat kekeringan yang melanda.

Sedangkan di Afrika Selatan, produksi justru naik 3% menjadi 9,7 mhl di Afrika Selatan setelah berhasil melewati panen buruk tahun lalu. Adapun perkiraan data produksi global ini berdasarkan riset yang dikumpulkan dari 28 negara, mewakili 85% produksi anggur dunia di 2018.




TERBARU

[X]
×