Sumber: CNBC,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Presiden Donald Trump memperbarui serangan perang dagangannya terhadap China, dengan menyebut negara itu "curang". Meski demikian, dia menyalahkan situasi kepada para pemimpin AS sebelumnya.
Trump berbicara hari Selasa di Economic Club of New York.
"Sejak masuknya China ke Organisasi Perdagangan Dunia pada tahun 2001, tidak ada yang memanipulasi lebih baik atau memanfaatkan Amerika Serikat lebih banyak," kata Trump. "Saya tidak akan mengatakan kata 'curang', tapi tidak ada yang curang lebih baik dari China, saya harus mengatakan itu."
Pernyataan itu merusak periode damai antara kedua belah pihak. Padahal, baik AS dan China saat ini tengah berupaya untuk menuntaskan fase pertama perjanjian dagang yang akan meringankan beberapa tarif. Detail dari kesepakatan potensial masih belum berubah, dengan AS mendorong pasar yang lebih terbuka dan penghapusan pencurian kekayaan intelektual.
Baca Juga: Pidato Trump berhasil menahan pelemahan dollar AS pagi ini
Sementara China ingin Washington menurunkan sekitar US$ 250 miliar tarif yang diberlakukan terhadap barang-barang miliknya sejak kebuntuan dagang dimulai.
Alih-alih menyalahkan Tiongkok, Trump mengatakan bahwa para pemimpin sebelumnya yang menegosiasikan kesepakatan perdagangan memungkinkan China memanipulasi perjanjian. Alhasil, banyak pekerja Amerika yang dirugikan, terutama yang berada di industri manufaktur.
China tidak sendirian dalam hal ini. Trump juga menuding Uni Eropa terkait praktik perdagangan yang tidak adil.
Baca Juga: Terpopuler: Grup Lippo akan jual bisnis non inti|Perhiasan jadi alat bayar digital
"Banyak negara membebankan tarif luar biasa tinggi kepada kita atau menciptakan hambatan perdagangan yang mustahil. Dan saya akan jujur, Uni Eropa, sangat, sangat sulit. Hambatan yang mereka hadapi sangat mengerikan, dalam banyak hal lebih buruk daripada Cina,” jelasnya seperti yang dilansir dari CNBC.
Menyindir The Fed
Dalam kesempatan yang sama, Trump sekali lagi menyindir The Federal Reserve terkait kebijakan tingkat suku bunganya. Sindiran tersebut diungkapkan Trump dalam pidato yang sangat ditunggu-tunggu pelaku pasar pada Selasa (12/11). Sayang, dia tidak memberikan perincian terbaru tentang perkembangan perang dagang jangka panjang antara pemerintahannya dengan China.
Baca Juga: Michael Bloomberg dan Hillary Clinton diprediksi bakal maju menantang Trump
Padahal, pelaku pasar keuangan, mulai dari saham hingga obligasi, sangat gelisah namun bersemangat untuk mendengar tentang perkembangan kesepakatan dagang antara Washington dan Beijing. Namun, dalam pidatonya kemarin, Trump malah meratapi fakta bahwa Amerika Serikat memiliki suku bunga yang lebih tinggi daripada negara-negara maju lainnya. Dan ia memuji dirinya sendiri untuk ekspansi panjang perekonomian AS yang mencetak rekor.
“Ingat kita secara aktif bersaing dengan negara-negara yang secara terbuka memangkas suku bunga, sehingga banyak dari mereka yang benar-benar dibayar ketika mereka melunasi pinjaman mereka, yang dikenal sebagai bunga negatif. Siapa yang pernah mendengar hal seperti itu?” katanya kepada anggota Economic Club of New York.
Baca Juga: Harga emas menurun setelah investor berburu aset-aset berisiko tinggi
Dia menambahkan, "Beri saya beberapa dari hal itu. Beri saya uang itu. Saya ingin uang itu. Federal Reserve kita tidak akan membiarkan kita melakukannya."
Melansir Reuters, The Fed telah memangkas suku bunga sebanyak tiga kali sejak Juli. Akan tetapi, kebijakan itu mengikuti serangkaian kenaikan suku bunga sebanyak sembilan kali sejak akhir 2015. Trump telah berulang kali mencerca The Fed karena tidak menurunkan suku bunga lebih jauh.
Pidatonya menjadi hal yang sangat ditunggu-tunggu di Wall Street, di mana ada sinyal bahwa Gedung Putih dan Beijing semakin mendekati kesepakatan perdagangan yang mengarah pada hilangnya ketidakpastian yang menggerogoti ekonomi global beberapa waktu terakhir. Optimisme ini juga menghentikan reli tinggi sejumlah aset-aset aman seperti surat utang AS.