Reporter: Mona Tobing | Editor: Test Test
Keluarga Thomson sangat terkenal dengan riwayatnya di bisnis media. Roy Thomson, kakek David Thomson yang menjadi generasi pertama pendiri Thomson Corporation, memiliki The Timmins Press, surat kabar lokal di Ontario. Sang ayah, Kenneth Thomson, punya penerbitan buku terkenal di Inggris, Thomson Publication. Sejarah keluarga Thomson yang selalu bergelut dalam bisnis media ini pula yang kemudian mendorong David tetap menekuni jalur usaha yang sama.
David Kenneth Roy Thomson merupakan generasi ketiga dari klan Thomson. Ia pun mampu membuktikan naluri bisnisnya setajam kakek dan ayahnya.
Meski hidup dalam bayang-bayang para pendiri Thomson Corp, David telah menjelma menjadi pebisnis yang layak diperhitungkan. Dalam waktu singkat, ia berhasil mengendalikan Thomson Corp sejak sang ayah meninggal. Dia juga berhasil melebarkan sayap bisnis hingga berani membeli Reuters.
David menjawab cemooh beberapa kalangan di negaranya, Kanada, yang sempat menjulukinya sebagai anak beruntung. Ia mengakuisisi Reuters sekaligus mencatatkan Reuters di Bursa Efek Toronto dan Bursa Efek New York pada tahun 2008.
David memiliki alasan untuk mencatatkan saham perusahaannya di dua negara berbeda. Di Kanada lantaran alasan sejarah keluarga; sedangkan pencatatan di New York karena Thomson Reuters sendiri berkantor pusat di Midtown Manhattan, New York City, Amerika Serikat.
Pembelian Reuters pun dianggap sebuah prestasi tertinggi yang dilakukan pria jebolan Universitas Cambirdge ini. Saat itu, media setempat menilai David memang bertekad mencetak sejarah baru dalam bisnis keluarganya.
Namun, David ternyata punya alasan kuat mengambil alih Reuters. Ia bilang, memiliki Reuters adalah impian sang kakek. "Ini hadiah bagi mendiang Roy Thomson," tutur dia pada pidatonya saat serah terima Reuters.
Pidato ini pun lantas mengundang reaksi media. Beberapa kritikus menyebut David hidup dalam ambisi keluarganya.
Tapi, di bawah kepemimpinannya, Reuters tidak hanya menjadi sebuah portal informasi. David membentuk Reuters Group PLC, portal sumber informasi intelejen terkemuka di dunia. Reuters Group yang berada di bawah komando Thomson Reuters menaungi bisnis dan profesional dalam bermacam bidang, mulai dari keuangan, hukum, pajak dan akuntansi, ilmu pengetahuan, layanan kesehatan, hingga pasar media.
Sejak 2008, Thomson Reuters telah memiliki lebih dari 50.000 pegawai dan beroperasi di 93 negara dan enam benua. Keuntungan tahunan Thomson Reuters berkisar US$ 12,4 miliar.
Secara historis, tak ada individu tunggal yang memiliki Reuters lebih dari 15%. Namun, sejak Reuters dikuasai Thomson Corp, peraturan itu dicabut. Kepemilikan Reuters beralih ke tangan David.
Tentu saja, perubahan peraturan tersebut mengkhawatirkan wartawan Reuters. Mereka menganggap, kepemilikan konglomerat asal Kanada itu dan pendirian Reuters Group akan membuat jurnalisme Reuters terpinggirkan oleh bisnis penyediaan data keuangan perusahaan gabungan Thomson Corp.
Selain itu, perubahan peraturan tersebut juga mengancam reputasi independen yang melekat pada Reuters. Para jurnalis Reuters khawatir dengan adanya satu pemegang saham mayoritas.
David yang pernah magang menjadi wartawan di The Timmins Press pun paham dengan keresahan jurnalis Reuters. Posisinya sebagai Chairman Thomson Reuters tak menghalanginya untuk melakukan dialog dengan para jurnalis Reuters.
Untuk meredam kekhawatiran itu, David menjanjikan kesejahteraan hidup para jurnalis Reuters. Pria berusia 53 tahun ini meyakinkan wartawan Reuters bahwa tekadnya adalah membesarkan terus Reuters. Jadi, dia menegaskan, tidak ada kepentingan bisnis apalagi kampanye politik untuk menempatkan Reuters di bawah Thomson Corp.
(Bersambung)