kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

DBS rebut Jawara kapitalisasi pasar dari Singtel


Minggu, 26 November 2017 / 12:33 WIB
DBS rebut Jawara kapitalisasi pasar dari Singtel


Sumber: Bloomberg | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Gelar perusahaan paling bernilai di Asia Tenggara yang selama ini dipegang Singapore Telecommunications Ltd (Singtel) kini beralih ke DBS Group Holdings Ltd (DBS Group). Patokannya adalah kapitalisasi pasar. Saat ini, nilai kapitalisasi pasar DBS Group mencapai S$ 63,94 miliar atau setara US$ 47,5 miliar, mengalahkan Singtel yang sebesar S$ 60,25 miliar.

DBS Group merebut mahkota jawara kapitalisasi pasar dari Singtel pasca harga saham perusahaan ini naik 1,5% dari hari sebelumnya ke posisi US$ 18,56 per saham pada akhir perdagangan Jumat (24/11). Sebaliknya, harga saham Singtel justru turun 0,3%.

Merujuk data Bloomberg, sepanjang tahun ini, harga saham DBS Group memang telah melesat cukup tajam. Jika pada 30 Desember 2016 harga saham DBS Group ditutup di level US$ 11,63 per saham. Itu artinya, sepanjang tahun ini, terjadi lonjakan harga sebesar 59,59%.

Lonjakan harga DBS Group sepertinya memang sudah diramalkan oleh UOB Kay Hian Singapura. Seperti diberitakan www.theedgesingapore.com Rabu (22/11), UOB bahkan mematok harga saham DBS Group di level US$ 26,10.

UOB beralasan, DBS akan membukukan kinerja apik seiring transformasi budaya dan pola pikir perbankan tersebut ke sistem digital. DBS, lanjut UOB, telah mengubah arsitektur information technology (IT) miliknya, ke sistem yang berbasis cloud computing (komputasi awan) dan application programming interface (API) yang lebih luas.#

Dari kebijakan tersebut, kini sebanyak 85% karyawan DBS berstatus insourcing alias dikaryakan ke perusahaan lain. Alasannya, karena pekerjaan yang mereka lakukan sebelumnya di DBS, kini sudah bisa ditangani oleh kecanggihan teknologi digital. Banyak perusahaan melakukan insourcing dalam proses mengurangi biaya tenaga kerja dan pajak. Hal tersebut berbanding terbalik, dibandingkan kondisi tahun 2009, saat 85% tenaga kerja DBS berstatus outsourcing.

Salah satu produk digitalisasi DBS adalah Digibank yang juga telah masuk pasar Indonesia sejak Agustus lalu. Digibank merupakan produk digitalisasi perbankan yang memungkinkan nasabah melakukan semua aktivitas perbankan hanya dari smartphone.

Jika ingin memiliki rekening Digibank pun cukup mudah, yakni hanya membutuhkan KTP, NPWP, dan sidik jari. Nasabah pun tak perlu datang ke kantor cabang DBS, karena agen DBS akan mendatangi calon nasabah yang bersangkutan. Dus, DBS menjanjikan gratis transfer dan tarik tunai dari aplikasi Digibank.

Chief Executive Officer (CEO) DBS Group, Piyush Gupta menyatakan kepada investor dan analis pada pekan lalu, seperti ditulis Bloomberg, menegaskan teknologi digital telah menurunkan biaya dan meningkatkan laba DBS.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×