Sumber: Bloomberg | Editor: Hendra Gunawan
HANOI. Bank Sentral Vietnam atau The State Bank of Vietnam kembali mendevaluasi mata uang dong untuk kedua kalinya dalam tujuh bulan terakhir karena mata uang regional menurun. Langkah ini diharapkan mampu mendorong ekspor demi menopang pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
Dalam pernyataan resmi di situsnya, Bank Sentral Vietnam memotong nilai mata uang dong 1% menjadi VND 21.458 per dollar Amerika Serikat (AS). Kemarin, mata uang dong diperdagangkan turun 0,3% menjadi 21.470 per dollar AS.
Menurut data yang dikumpulkan Bloomberg, kurs dong menuju penurunan terbesar sejak terakhir kalinya Vietnam mendevaluasi mata uang ini pada 19 Juni 2014 lalu. Pada pertengahan tahun lalu, Vietnam sengaja menurunkan nilai mata uangnya sebesar 1%.
Keputusan menurunkan nilai tukar ini sejalan dengan pergerakan pasar mata uang lokal dan internasional. Gubernur Bank Sentral Vietnam, Nguyen Van Binh mengatakan pada bulan lalu bahwa regulator tidak akan melemahkan mata uang dong lebih dari 2% pada tahun 2015.
Dengan tingkat referensi baru, nilai tukar mata uang dibiarkan berfluktuasi dari 21.243 menjadi 21.673 per dollar AS. Bank Sentral Vietnam menyatakan, akan mengambil langkah komprehensif demi menstabilkan nilai tukar dong dan mendorong pasar mata uang pada tingkat harga yang baru.
Dikutip AFP, Vu Dinh Anh, ekonom dari Institute Ekonomi Keuangan Negara mengatakan, dong telah mendapatkan tekanan di pasar valuta pada akhir tahun lalu. "Bank sentral harus melanjutkan dengan penyesuaian untuk menghindari kerugian terhadap mata uang lainnya," ujar Vu Dinh.
Mata uang Asia melemah terhadap dollar AS selama enam bulan terakhir karena investor bertaruh The Federal Reserve akan mulai menaikkan suku bunga di tahun ini.
Menjaga daya saing
Upaya Vietnam mengurangi nilai mata uangnya juga bertujuan untuk menjaga daya saing ekspornya, setelah Korea Selatan berhasil menaikkan ekspornya hingga 13,6% pada tahun lalu.
"Vietnam akan melihat daya saing ekspor regional terkikis selama tahun ini jika tingkat referensi dong tidak diubah," ujar Glenn Maguire, Kepala Ekonom untuk Asia Tenggara di Australia & New Zealand Banking Groupt Ltd seperti dikutip Bloomberg.
Maguire meramalkan, devaluasi akan berlanjut di tahun ini. Bahkan, ia memperkirakan, sampai akhir tahun, dong akan didevaluasi sebesar 3% terhadap dollar AS.
Kenaikan ekspor dan investasi membantu pertumbuhan ekonomi Vietnam sebesar 5,98% pada 2014, melampaui target tahunan pemerintah yakni 5,8%. Pada tahun ini, Pemerintah Vietnam menargetkan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 6,2%.
"Devaluasi dibutuhkan untuk membantu ekspor," ujar Alan Pham, Kepala Ekonom Vina Capital Group yang berbasis di Ho Chi Minh City.
Namun, perekonomian domestik belum merasakan manfaat dari lonjakan ekspor di tahun lalu. Pasalnya, pada 2014, Bank Sentral Vietnam tetap mengeluarkan kebijakan pemotongan suku bunga untuk memacu pinjaman dan mendongkrak bisnis.
Menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg, pada bulan Desember tahun lalu, inflasi Vietnam turun menjadi 1,84% dan merupakan laju inflasi paling lambat sejak awal tahun 2006.