kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   0,00   0,00%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Demo di Iran dapat berdampak pada harga minyak


Kamis, 04 Januari 2018 / 12:18 WIB
Demo di Iran dapat berdampak pada harga minyak


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Aksi protes yang terus meluas di seluruh Iran tidak menimbulkan ancaman langsung terhadap ekspor minyak negara tersebut. Namun, menurut para analis, demo yang disertai kerusuhan dapat menyebabkan pemerintahan Donald Trump mengambil sikap yang lebih keras terhadap Iran. Hal inilah yang dapat meningkatkan kemungkinan gangguan pasokan utama minyak.

Iran telah mengembalikan posisi produksi minyaknya menjadi hampir 4 juta barel per hari sejak kesepakatan bersejarah di 2015. Pada waktu itu, enam negara besar dunia memutuskan untuk mengangkat sanksi ekspor minyak di negara tersebut. Gangguan besar di Iran dapat menyebabkan harga minyak mentah naik tajam. Apalagi saat ini, pasar minyak mulai pulih perlahan dari periode berlebihnya pasokan minyak.

Asal tahu saja, aksi demonstrasi di Iran telah dimulai sejak pekan lalu di Masyhad, kota terbesar kedua di Iran, dan terus menyebar ke beberapa daerah perkotaan dan provinsi, termasuk ibukota Teheran. Ketidakpuasan terhadap pertumbuhan ekonomi Iran yang lambat menjadi latar belakang utama dilakukannya aksi ini. Namun para pelaku unjuk rasa juga melakukan aksi protes untuk menentang kepemimpinan Iran dan dukungan finansial Iran untuk kelompok asing.

Menurut Cliff Kupchan, ketua konsultan risiko Grup Eurasia, para pengunjuk rasa tersebut tidak memiliki pemimpin pusat atau tujuan yang jelas dan belum mencapai skala demonstrasi besar seperti aksi yang meletus pasca pemilihan umum 2009.

"Aksi ini sangat kecil, bahkan pada titik ini bukan ancaman untuk produksi minyak Iran. Sekitar 2,3 juta barel per hari minyak yang diekspor Iran, saya kira cukup aman sekarang," kata Kupchan.

Jika ingin mengganggu pasokan minyak, demonstrasi tersebut harus memicu aksi mogok kerja di ladang minyak Iran. Analis melihat, sejauh ini tidak ada indikasi hal tersebut akan terjadi.

"Saya pikir itu adalah tahap lainnya. Saya tidak mengatakan hal itu tidak mungkin terjadi, tapi ini jelas bukan sesuatu yang akan saya pertaruhkan dengan dollar saya hari ini. Tidak, saya kira harga minyak saat ini memang ada di posisi yang seharusnya ," papar David Roche, presiden firma Independent Strategy.

Setidaknya beberapa trader turut berkontribusi dalam mengerek harga pada minyak minggu ini. Asal tahu saja, harga kontrak minyak mentah AS West Texas Intermediate mencapai tingkat tertinggi sejak pertengahan 2015 di awal perdagangan pada hari Selasa (2/1), meski sempat turun untuk kemudian mencapai ketinggian tertinggi dalam 2,5 tahun pada Rabu (3/1) pagi.

"Ada reaksi spontan di pasar, tapi kemudian saat pasar melihat bahwa tidak ada pengaruh banyak terhadap suplai minyak, terjadi penurunan harga minyak," kata Vandana Hari, pendiri dan CEO Vandana Insights.

Hari mengatakan, aksi demonstrasi yang menyebar di seluruh Iran sekarang berbeda dari ketidakstabilan yang telah mencengkeram negara-negara produsen seperti Nigeria dan Libya. Di kedua negara tersebut, para gerilyawan secara langsung menargetkan infrastruktur minyak untuk mencapai tujuan politik mereka. "Bahkan jika aksi demonstrasi terus berlanjut atau tumbuh lebih besar, mereka tidak akan mempengaruhi pasokan minyak Iran," jelas Hari.

Sementara itu, Helima Croft, kepala strategi komoditas global untuk RBC Capital Markets, mengatakan pemogokan pekerja minyak tidak mungkin terjadi di Iran. Namun dia melihat ancaman lain terhadap pasokan Iran dalam waktu dekat.

Aksi demonstrasi tersebut dapat membuat Presiden Donald Trump menolak membebaskan sanksi yang ditujukan pada industri ekonomi dan energi Iran. Sebelumnya, AS mensuspensi sanksi ini sebagai bagian dari kesepakatan nuklir Iran 2015. Trump menghadapi tenggat waktu dalam beberapa minggu ke depan, mengenai apakah akan memperpanjang sanksi atas Iran atau menyatakan bahwa Iran mematuhi kesepakatan tersebut.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×