kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45904,44   -19,05   -2.06%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Deutsche Bank: Cuma Fed yang bisa selamatkan pasar


Selasa, 16 Februari 2016 / 06:06 WIB
Deutsche Bank: Cuma Fed yang bisa selamatkan pasar


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Masih berlangsungnya aksi jual di pasar saham global menyebabkan banyak pihak khawatir. Menurut analis Deutsche Bank, aksi jual hanya bisa mereda jika The Federal Reserve mengubah jalur kebijakannya dan mulai melonggarkan kebijakan moneternya sekali lagi.

Memang, banyak faktor yang memicu penurunan market. Sebut saja kecemasan akan perekonomian China, tekanan pada sektor energi AS, dan rentannya neraca keuangan pada perusahaan finansial Eropa. Meski demikian, Deutsche Bank menilai, hanya ada satu obat yang ampuh menyegarkan kembali pelemahan market.

"Tanpa adanya intervensi kebijakan, akan ada risiko penurunan lebih dalam di pasar saham," jelas tim analis Deutsche Bank yang dipimpin Sebanstian Raedler.

Fokus utama penilaian analis Deutsche adalah meningkatkan tingkat yield obligasi milik perusahaan-perusahaan berisiko tinggi di AS. Hal ini dilihat sebagai pertanda untuk mengakhiri lingkaran setan utang yang dapat memicu gagal bayar di negara tersebut.

Menurut Raedler, spread yield tinggi obligasi perusahaan AS -perbedaan antara obligasi investment grade den obligasi non investment grade- telah melonjak ke atas level tertinggi tahun 2011. Ini merupakan peringatan akan potensi terjadinya lingkaran setan utang yang menuju pada gagal bayar alias default.

Dia juga menggarisbawahi, tekanan tersebut dimulai dari perusahaan-perusahaan energi yang terpukul akibat anjloknya harga minyak.

"Untuk menghindari meningkatnya tingkat default pada obligasi perusahaan di AS, the Fed harus melakukan sesuatu yang dapat menahanan pelemahan dollar, meningkatkan harga minyak, dan mengurangi tekanan pada neraca keuagan perusahaan energi," papar Raedler.

Namun, permasalahannya, hanya ada sedikit sinyal bahwa the Fed mau mengubah arah kebijakan. Data yang dirilis pada pekan lalu menunjukkan, perusahaan AS terus merekrut tenaga kerja dengan jumlah lapangan kerja baru mencapai 5,6 juta pada Desember 2015. Angka tersebut naik dari 5,43 juta lapangan kerja baru pada November 2015.

Dengan data ini, the Fed sepertinya enggan melakukan pemangkasan suku bunga setelah memberlakukan pengetatan pada Desember lalu. Hanya saja ada sedikit harapan. Pimpinan The Fed Janet Yellen terdengar sangat hati-hati dalam menyampaikan testimoninya di Kongres pada Kamis pekan lalu.

Raedler mengingatkan, terjadinya default pada surat utang AS akan memicu penurunan tambahan sebesar 20% pada bursa Eropa, sekaligus meningkatkan risiko resesi pada ekonomi AS.

Sekadar informasi, pasar saham didera tekanan hebat sepanjang tahun ini. Euro Stoxx 600, misalnya, sudah anjlok 12%. Sedangkan indeks S&P 500 sudah tergerus nyaris 9%. Kedua indeks mengalami tahun terburuk sejak krisis finansial 2008 silam.

"Tingginya biaya utang bagi korporasi akan mengurangi anggaran mereka pada investasi dan perekrutan tenaga kerja baru. Turunnya harga saham juga memacu orang menabung sehingga menekan tingkat pertumbuhan konsumsi," paparnya.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×