Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Utara menembakkan setidaknya satu rudal balistik ke arah laut di sebelah Timur Semenanjung Korea pada Sabtu (5/3), di tengah invasi Rusia ke Ukraina dan hanya beberapa hari sebelum pemilihan Presiden Korea Selatan.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan dan kantor Perdana Menteri Jepang mengatakan, peluncuran misil Korea Utara itu tampaknya melibatkan rudal balistik.
Peluncuran rudal tersebut menjadi yang kesembilan tahun ini. Yang terakhir pada 27 Februari ketika Korea Utara mengatakan telah menguji sistem untuk satelit pengintai.
Militer Korea Selatan menyebutkan, peluncuran pada Sabtu datang dari lokasi dekat Sunan, di mana Bandara Internasional Pyongyang berada. Wilayah ini menjadi tempat pengujian sebelumnya, termasuk peluncuran 27 Februari.
Baca Juga: Korea Utara Lanjutkan Uji Coba, Kembali Tembakkan Rudal Balistik Pada Minggu (27/2)
"Peluncuran ini dilakukan pada saat masyarakat internasional sedang menghadapi invasi Rusia ke Ukraina, dan juga ketika Paralimpiade Beijing diadakan, dan itu tidak dapat diterima," tegas Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi.
"Langkah signifikan di mana Korea Utara mengembangkan teknologi peluncuran misilnya bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan oleh negara kita dan kawasan sekitarnya," katanya, seperti dikutip Reuters.
Kishi mengungkapkan, rudal Korea Utara mencapai ketinggian 550 km dan terbang sejauh 300 km.
Menyusul peluncuran rudal Korea Utara, Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan akan mengadakan pertemuan darurat, menurut Gedung Biru atau Kantor Kepresidenan Korea Selatan.
Baca Juga: Hwasong-12, Rudal Balistik Korea Utara yang Bisa Terbang hingga 6.000 Km
Peluncuran tersebut menggarisbawahi tantangan yang dihadapi siapa pun yang memenangkan pemilihan presiden pada Rabu (9/3) pekan depan di Korea Selatan.
Analis mengatakan, Korea Utara bisa menggunakan transisi presiden di Korea Selatan atau hari libur nasional besar pada 15 April untuk menguji coba peluncuran rudal baru atau senjata lainnya.
“Waktu pengujian rudal Korea Utara mungkin tampak aneh bagi kami, mengingat fokus global pada Ukraina,” ujar Jean Lee, Partner Wilson Center yang berbasis di Washington, di Twitter, seperti dilansir Reuters.
"Tapi, itu masuk akal di Korea Utara, di mana para ilmuwan fokus pada senjata baru yang sempurna untuk dipamerkan Kim (Jong Un, Pemimpin Korea Utara) pada parade militer besar pada pertengahan April," imbuhnya.