Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Di tengah ketegangan di Laut China Selatan, Amerika Serikat (AS) dan Thailand menggelar latihan militer gabungan bulan ini di negeri gajah putih.
Hanya, latihan tersebut menuai kritik di media sosial, setelah pihak berwenang mengumumkan 100 lebih tentara AS yang berkunjung akan menjalani karantina wajib 14 hari.
Mengutip Reuters, menurut Kepala Unit Anti-Virus Corona Angkatan Darat Thailand Nattapon Srisawat, sekitar 106 tentara AS akan bergabung dengan tiga latihan terpisah, dari 18 hingga 30 Agustus, di tiga provinsi.
Meski begitu, Srisawat menegaskan, tentara AS tetap akan terkena persyaratan yang sama dengan siapa pun yang memasuki Thailand, yakni melakukan karantina wajib.
Baca Juga: AS dan Thailand bertemu, untuk melawan pengaruh China di Asia Tenggara?
Thailand telah melewati dua bulan tanpa transmisi lokal virus corona, dan mencatat infeksi lebih dari 3.300 kasus. Dan, telah menutup perbatasan bagi wisatawan untuk mencegah penyebaran virus corona.
Tapi, Thailand memungkinkan orang asing masuk ke negara mereka dengan izin khusus. Hanya, semua warga negara asing harus menjalani karantina wajib selama dua minggu.
Halaman Facebook populer Thailand menarik 25.000 suka ketika mempertanyakan perlu tidaknya mengadakan latihan bersama antara dua sekutu bersejarah tersebut di tengah krisis kesehatan global.
"Apakah benar-benar perlu untuk berlatih dengan tentara asing sekarang? Jika tidak berdampak pada hubungan, tunda saja," katan halaman Facebook Thailand seperti dilansir Reuters.
Baca Juga: Kian panas, AS ajak ASEAN mengakui China telah melanggar hukum di Laut China Selatan