Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
BANGKOK. Produsen karet terbesar dunia, Thailand memutuskan untuk menaikkan subsidi untuk petani karet. Keputusan itu menyusul aksi protes yang dilakukan petani karet gara-gara harga karet anjloknya.
Setidaknya, pemerintah Thailand akan mengeluarkan subsidi senilai 21,2 miliar baht atau setara US$ 659 juta untuk para petani. Juru Bicara Pemerintah Thailand, Chalitrat Chandrubeksa mengatakan, keputusan itu diambil dalam pertemuan kabinet hari ini, Selasa (10/9).
Nah, setiap petani karet akan mendapatkan sebesar 2.520 baht per rai (6,25 rai = 1 hektare ) sampai dengan 25 rai, atau setara dengan 12 baht per kilogram karet.
Sementara itu, harga karet di bursa berjangka Tokyo turun 16% dari posisi tertinggi 11 bulan di Februari. Penurunan karet karena perlambatan pertumbuhan di China dan resesi di Uni Eropa yang mengurangi permintaan.
Di Thailand harga karet anjlok 16% menjadi 86,15 baht per kilogram dari puncaknya tahun ini di harga 102,7 baht. Penurunan harga inilah yang menimbulkan aksi protes provinsi selatan yang menyumbang 80% produksi nasional Thailand.
Dengan program subsidi tersebut, pemerintah Thailand mengesampingkan ketetapan harga minimum dan perpanjangan program pembelian yang berakhir bulan Maret. "Bisnis harus kembali normal, "kata Bundit Kerdvongbundit, wakil presiden Von Bundit Co, eksportir karet terbesar Thailand kepada Bloomberg.
Sebelumnya, pemerintah Thailand juga telah menyetujui anggaran lain sebesar 20 miliar baht untuk pinjaman berbunga rendah yang disediakan untuk kelompok tani dan pabrik karet yang memberikan nilai tambah.