Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Saat ini, Elon Musk tengah berupaya untuk mengatasi badai.
Melansir The Street, CEO Tesla ini telah berubah dari pahlawan menjadi orang yang dibenci dalam perang antara Rusia dan Ukraina hanya dalam kurun beberapa hari.
Ketika Moskow menginvasi Kyiv pada 24 Februari, miliarder itu menyediakan Starlink, layanan akses internet satelit yang ditawarkan oleh perusahaan kedirgantaraannya SpaceX. Gerakan ini memungkinkan orang Ukraina untuk tetap terhubung dengan dunia dan menceritakan versi mereka tentang konflik ini, sehingga menghindari propaganda Rusia yang mendominasi narasi.
Tak pelak, orang terkaya di dunia ini dipandang sebagai penyelamat di jejaring sosial oleh orang-orang pro-Ukraina dan Barat.
Namun, miliarder itu membuat kesalahan besar pada 4 Oktober 2022 lalu dengan mengusulkan rencana perdamaian yang dianggap Ukraina harus menyerah kepada Rusia.
Rencana perdamaian muncul saat angkatan bersenjata Rusia menderita kekalahan simbolis di berbagai wilayah Ukraina.
Rencana perdamaian Musk memiliki empat poin, tetapi dua poin dinilai sangat kontroversial. Yang pertama, Musk meminta Ukraina untuk mengakui bahwa wilayahnya di Krimea, yang dianeksasi pada tahun 2014 oleh Rusia, adalah wilayah Rusia. Sang taipan juga meminta Ukraina untuk tetap netral dalam urusan geopolitik di masa depan.
Dengan kata lain, Kyiv harus melepaskan segala aspirasi untuk menjadi anggota Uni Eropa dan anggota NATO.
Baca Juga: Ingin Hentikan Kasus Hukum, Musk Buka Lagi Perundingan dengan Twitter
Para pengguna Twitter langsung bereaksi terhadap rencana perdamaian Musk tersebut. Banyak yang menolaknya, sehingga menimbulkan kritik pedas pada miliarder itu.
Rencana tersebut ditolak mentah-mentah oleh pihak berwenang Ukraina yang tak segan-segan menuduhnya melakukan makar. Musk bagi mereka telah menjadi pihak yang pro-Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan kritiknya dalam jajak pendapat Musk dengan bertanya kepada pengguna media sosial apakah mereka lebih suka Elon Musk yang mendukung Ukraina atau Elon Musk yang mendukung Rusia.
"F---off adalah balasan saya yang sangat diplomatis untuk Anda @elonmusk," komentar Duta Besar Ukraina di Jerman, Andrij Melnyk, dalam sebuah tweet.
Tetapi pengusaha serial itu menanggapi kritik dan tidak menyerah. Dia menjelaskan bahwa rencana perdamaiannya hanya berdasarkan dari kenyataan.
Dia memperingatkan bahwa tanpa perdamaian mungkin konflik menjadi perang total dengan kemungkinan berubah menjadi perang nuklir dengan konsekuensi berat tidak hanya untuk Ukraina tetapi juga untuk seluruh dunia.
Baca Juga: Elon Musk Malas Bangun Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia, Ini Alasannya
Karena itu, dia percaya bahwa dunia tidak dapat mengambil risiko sebesar itu.
"Saya masih sangat mendukung Ukraina, tetapi saya yakin bahwa eskalasi perang besar-besaran akan menyebabkan kerugian besar bagi Ukraina dan mungkin dunia," Musk menanggapi kritik Presiden Zelensky.
Dia menyuarakan keprihatinan serupa kepada pengguna Twitter yang ngeri dengan rencana perdamaiannya.
"Rusia sedang melakukan mobilisasi parsial. Mereka akan melakukan mobilisasi perang penuh jika Krimea dalam bahaya. Kematian di kedua belah pihak akan menghancurkan," imbuhnya.
Musk dan Putin
Semua penjelasan ini masih belum berhasil menenangkan pikiran para pengguna internet. Dan belum tentu Musk akan berhasil setelah pengumuman yang baru saja ia buat di Twitter.
Musk baru saja menunjukkan bahwa dia telah melakukan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada tahun 2021 melalui konferensi video. Pengungkapan itu muncul setelah kritik baru dari senator AS Lindsey Graham, yang mengatakan rencana perdamaian Musk "bodoh."
Pengakuannya itu dimulai saat salah seorang pengguna Twitter bertanya kepada Musk apakah dia pernah bertemu Putin secara langsung.
"Apakah Anda pernah berbicara langsung dengan Putin, Elon?" tanya seornag pengguna Twitter.
"Kami berbicara melalui konferensi video tahun lalu," jawab Musk.
Chief Executive Officer Tesla tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai hal tersebut. Dia tidak mengatakan, misalnya, siapa yang memulai pembicaraan atau kapan tepatnya itu terjadi. Musk tidak mengatakan tentang apa diskusi itu.
Baca Juga: Elon Musk Malas Bangun Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia, Ini Alasannya
Tetapi perlu dicatat bahwa pembicaraan antara Musk dan Putin tidak terlalu mengejutkan karena SpaceX, perusahaan miliarder lainnya, adalah pemain penting dalam penaklukan luar angkasa, sektor strategis bagi sebagian besar negara besar dengan ambisi global.
Tidak mengherankan, pengumuman itu memicu teori konspirasi dan komentar sarkastik.
"Artikel mendatang:"Musk & Putin mengadakan konferensi video rahasia sebelum invasi Ukraina," komentar salah satu pengguna Twitter.
Sebelumnya, melansir AFP, Putin telah meminta Ukraina untuk menghentikan permusuhan dan bernegosiasi setelah memerintahkan mobilisasi parsial untuk memperkuat pasukannya dan mengancam akan menggunakan senjata nuklir.
Sementara, Zelensky mengatakan dia tidak akan pernah bernegosiasi dengan Rusia selama Putin tetap menjadi pemimpinnya.