kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Diampuni Duterte, marinir AS yang membunuh wanita transgender dibebaskan dari penjara


Senin, 14 September 2020 / 22:38 WIB
Diampuni Duterte, marinir AS yang membunuh wanita transgender dibebaskan dari penjara
ILUSTRASI. Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, dinilai lamban dalam mengambil keputusan terkait penanganan pandemi Covid-19.


Sumber: CNN | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - MANILA. Seorang Marinir Amerika Serikat yang dihukum karena membunuh seorang wanita transgender telah dibebaskan dari penjara dan dideportasi dari Filipina pada hari Minggu. Hal ini setelah Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberinya pengampunan mutlak pada awal pekan ini.

Lance Cpl. Joseph Scott Pemberton telah menjalani sekitar enam tahun dari 10 tahun hukuman penjara karena pembunuhan ketika keputusan Duterte untuk mengampuninya diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Filipina Teddy Locsin Jr. 

Marinir AS tersebut dinyatakan bersalah membunuh Jennifer Laude yang berusia 26 tahun di sebuah kamar motel pada Oktober 2014, ketika dia berada di Filipina untuk latihan militer.

Baca Juga: Alibaba investasi US$ 3 miliar di Grab sekaligus akuisisi saham Uber?

Biro Imigrasi Filipina menyebut Pemberton dideportasi karena mereka melihat dia membahayakan keselamatan publik.

Komisaris Jaime Morente dari Biro Imigrasi Filipina mengatakan bahwa karena perintah deportasinya, Pemberton terus-menerus dilarang kembali ke negara itu.

Langkah untuk membebaskan Pemberton lebih cepat ini disambut dengan protes dan kritik pada minggu ini. Edre Olalia, presiden Pengacara Persatuan Rakyat Nasional menggambarkan pengampunan tersebut sebagai suatu hal yang sangat mengecewakan.

Keputusan kontroversial itu muncul seminggu setelah pengadilan mengatakan Pemberton harus diberi penghargaan atas perilaku baik selama berada di penjara militer Camp Aguinaldo di Kota Quezon.

Baca Juga: Perusahaan di Amerika Serikat mulai berguguran terimbas pandemi corona

Namun, para kritikus mengklaim mudah baginya untuk berperilaku baik karena dia tidak menjalani hukumannya dengan populasi penjara umum.

Pemberton, yang berusia 19 tahun saat diadili, mengatakan kepada polisi bahwa dia telah mencekik Laude saat dia mengetahui bahwa Laude memiliki alat kelamin pria. Tubuh telanjang Laude ditemukan dengan kepalanya di toilet di kamar hotel Olongapo pada 12 Oktober 2014.

Selanjutnya: Menlu AS Pompeo sebut dubes AS untuk China akan meninggalkan posnya




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×