kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dicoret dari Badan HAM PBB, Iran Salahkan AS


Jumat, 16 Desember 2022 / 05:47 WIB
Dicoret dari Badan HAM PBB, Iran Salahkan AS
ILUSTRASI. Seorang wanita berjalan setelah polisi moralitas ditutup di sebuah jalan di Teheran, Iran 6 Desember 2022.


Sumber: Arab News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Iran pada hari Kamis (15/12) secara terbuka menuduh AS sebagai dalang di balik dicoretnya nama Iran dari Komisi PBB tentang Status Perempuan (UNCSW). Dicoretnya nama Iran berkaitan dengan tindakan kerasnya pada pengunjuk rasa perihal kematian Mahsa Amini.

Menurut Iran, pencoretan nama Iran adalah hasil dari upaya bersama musuh bebuyutannya yang dimotori AS. Iran pun menganggap keputusan itu tidak memiliki pembenaran hukum.

"Tindakan sepihak AS ini merupakan upaya untuk memaksakan tuntutan politik sepihak dan mengabaikan prosedur pemilu di lembaga internasional," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani, seperti dikutip Arab News.

Lebih lanjut, Kanani menilai bahwa pencopotan anggota resmi komisi adalah bid'ah politik yang mendiskreditkan organisasi internasional, dalam hal ini adalah PBB.

Baca Juga: Pengawas Nuklir PBB: Iran Telah Memperkaya Uranium hingga Kemurnian 60%

Kanani khawatir kasus ini bisa menciptakan prosedur sepihak untuk penyalahgunaan lembaga internasional di masa depan.

Kepala dewan tinggi hak asasi manusia Iran, Kazem Gharibabadi, mengatakan motif Amerika Serikat mendukung resolusi itu adalah untuk melindungi kepentingannya sendiri.

"AS hanya mengejar kepentingan dan tujuannya yang tidak manusiawi dan anti-hak asasi manusia dengan mengeluarkan pernyataan dan komentar palsu dan munafik terhadap Iran," tulis Gharibabadi di akun Twitter pribadinya.

Iran dilucuti dari keanggotaannya dengan sepihak pada hari Rabu (14/12). Padahal Iran baru terpilih menjadi anggota UNCSW pada bulan April untuk masa jabatan empat tahun.

Iran telah mengalami gelombang protes sejak kematian Mahsa Amini di dalam tahanan pada 16 September. Amini adalah pemudi Kurdi Iran yang ditangkap karena diduga melanggar aturan berpakaian wanita di negara itu.

Baca Juga: AS Tuding Iran Jadi Pendukung Utama Militer Rusia dalam Perang Ukraina

PBB mengatakan otoritas Iran terus melemahkan dan semakin menindas hak asasi perempuan dan anak perempuan, termasuk hak atas kebebasan berekspresi dan berpendapat dan seringkali dengan penggunaan kekuatan yang berlebihan.

Sejumlah kelompok HAM internasional mengatakan pasukan keamanan Iran telah membunuh lebih dari 450 orang dalam serangkaian aksi unjuk rasa. Sementara otoritas Iran mengklaim hanya ada 200 orang yang tewas dalam laporannya 3 Desember lalu.

Iran juga telah menjatuhkan 11 hukuman mati kepada pihak-pihak yang terkait dengan protes tersebut. Dalam sepekan terakhir dua eksekusi telah dilakukan.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×