kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Didorong harga bahan bakar, penjualan ritel Jepang naik 0,9% di bulan Oktober


Senin, 29 November 2021 / 08:59 WIB
Didorong harga bahan bakar, penjualan ritel Jepang naik 0,9% di bulan Oktober
ILUSTRASI. Penjualan ritel Jepang naik 0,9% pada bulan Oktober 2021


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Penjualan ritel Jepang naik untuk pertama kalinya dalam tiga bulan pada bulan Oktober. Senin (29/11), data pemerintah menunjukkan, penjualan ritel bulan Oktober 2021 naik 0,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya (yoy).

Kenaikan ini sebenarnya lebih rendah dari perkiraan pasar dengan median untuk kenaikan 1,1%. Data ini juga mengikuti penurunan 0,5% yang direvisi naik pada bulan September.

Kenaikan penjualan ritel ini berkat lonjakan 25,9% dalam penjualan bahan bakar karena kenaikan harga produk minyak bumi. Sementara penjualan barang selain bahan bakar turun 1,2% secara yoy.

Yang mengkhawatirkan, penjualan mobil Jepang ambles 19,5% yoy. Ini menjadi penurunan bulanan terbesar sejak Januari 2011. Seorang pejabat pemerintah mengatakan, penurunan tersebut terjadi karena kendala pasokan.

Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, penjualan ritel tumbuh 1,1% berdasarkan penyesuaian musiman di Oktober, menyusul kenaikan 2,8% yang direvisi naik di September.

Baca Juga: Ada virus corona Omicron, syarat perjalanan internasional diperketat, ini aturannya

Menyusul kontraksi yang lebih besar dari perkiraan pada Juli-September, analis memperkirakan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu akan pulih pada kuartal ini berkat kenaikan dalam pengeluaran rumah tangga, sementara kekhawatiran sisi penawaran masih membayangi bisnis yang bergantung pada ekspor.

“Namun, karena orang masih waspada terhadap gelombang virus lain, mereka tidak keluar dan membelanjakan uang secara aktif,” kata Masato Koike, ekonom senior di Dai-ichi Life Research Institute.

Dia menambahkan bahwa pertumbuhan upah yang stagnan adalah angin sakal tambahan untuk mendorong pertumbuhan yang solid pada konsumsi.

Jepang telah melonggarkan pembatasan coronavirus dengan jam buka restoran, acara berskala besar, dan kontrol perbatasan karena infeksi telah turun secara dramatis. Selain itu, lebih dari tiga perempat populasinya sudah divaksinasi sepenuhnya.

Statistik sektor swasta, bagaimanapun, telah menunjukkan kembalinya belanja konsumen secara bertahap pada Oktober, dan analis mengatakan pemulihan penuh di sektor-sektor yang terpukul keras oleh pandemi seperti layanan tatap muka akan memakan waktu lebih lama.

Baca Juga: Bursa Asia memerah dibayangi varian Covid-19 Omicron Senin (29/11) pagi

"Memang, ada tanda-tanda bahwa konsumen akhirnya melepaskan kehati-hatian mereka karena mobilitas baru mulai melampaui level 2020 pada November," kata Marcel Thieliant, ekonom senior Jepang di Capital Economics.

"Pengeluaran untuk layanan akhirnya harus mulai pulih dengan sungguh-sungguh sekarang," tambah Thielient.

Untuk mendorong pemulihan ekonomi Jepang yang suam-suam kuku, pemerintah awal bulan ini mengumumkan paket stimulus rekor US$ 490 miliar, termasuk pembayaran tunai kepada rumah tangga dengan anak-anak dan subsidi untuk bisnis yang terkena Covid-19.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×