kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Dikatai tua, Trump ejek Kim gendut dan pendek


Senin, 13 November 2017 / 09:10 WIB
Dikatai tua, Trump ejek Kim gendut dan pendek


Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Presiden Donald Trump lagi-lagi bertukar ejekan dengan pimpinan Korea Utara Kim Jong Un.

Dalam akun Twitter miliknya, Trump menerangkan tidak akan mengatai Kim sebagai orang yang "pendek dan gendut", jika saja menteri luar negeri Korut tidak mengatainya "tua".

Saling serang antara kedua pimpinan ini terus terjadi, setidaknya lewat Twitter dan pernyataan resmi lembaga pemerintahan.

Pada Sabtu (11/11), Korut mengecam perjalanan Trump di Asia dan menyebutnya sebagai "kunjungan yang memancing" dan sekali lagi menggambarkan presiden tersebut sebagai "dotard" - penghinaan berabad-abad untuk orang tua.

Trump menanggapi dengan tweet agresif yang pasif, menunjukkan bahwa dia tidak akan pernah menyebut Kim "pendek dan gemuk", dan mengeluh: "Baiklah, saya berusaha sekuat tenaga untuk menjadi temannya - dan mungkin suatu hari nanti itu akan terjadi!"

Presiden Trump belum mengesampingkan kemungkinan terjalinnya hubungan persahabatan dengan Korut.

Ketika ditanya pada sebuah konferensi pers di Vietnam apakah mungkin dia bisa berteman dengan Kim, Trump mengatakan: "Mungkin itu hal yang paling aneh jika terjadi, tapi ini adalah sebuah kemungkinan."

Dia menambahkan, "Jika hal itu terjadi, bisa menjadi hal yang baik yang bisa saya katakan kepada Anda tentang Korut, tapi juga bisa bagus untuk banyak tempat lain dan menjadi baik untuk seluruh dunia. Itu bisa menjadi sesuatu yang bisa terjadi, saya tidak tahu apakah itu akan terjadi, tapi akan sangat, sangat baik."

Ini merupakan satu dari serangkaian perang kata-kata di sosial media yang dilontarkan Trump sebelum menawarkan diri menjadi relawan penengah atas klaim maritim di Laut China Selatan.

"Saya seorang negosiator yang baik," katanya.

Seperti yang diketahui, China, Vietnam, Filipina, Taiwan, Malaysia, dan Brunei semuanya ramai-ramai mengklaim wilayah di Laut China Selatan.

Ketegangan antara China dengan Vietnam dan Filipina semakin tinggi, yang dipicu oleh klaim pembentuk bangunan pulau dan patroli angkatan laut.

Sebuah kerangka kerja mengenai kode etik telah disepakati pada Agustus. Namun hal ini masih merupakan garis besarnya saja, di mana lebih banyak dilakukan negosiasi sebelum akhirnya dapat mengikat secara hukum.

Trump, yang telah lama mengklaim dirinya sebagai dealmaker, mengemukakan keahliannya bisa membantu proses tersebut.

"Jika saya dapat membantu menengahi atau melakukan arbitrase, tolong beritahu saya," kata Trump kepada rekannya dari Vietnam, Tran Dai Quang, pada pertemuan puncak Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik di Hanoi.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×