kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.400   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.142   47,86   0,67%
  • KOMPAS100 1.041   10,44   1,01%
  • LQ45 812   9,62   1,20%
  • ISSI 224   0,88   0,39%
  • IDX30 424   4,46   1,06%
  • IDXHIDIV20 504   1,88   0,37%
  • IDX80 117   1,34   1,15%
  • IDXV30 119   0,16   0,14%
  • IDXQ30 139   1,43   1,04%

Donald Trump sentil The Fed: Suku bunga harus dipangkas lebih besar


Kamis, 08 Agustus 2019 / 04:49 WIB
Donald Trump sentil The Fed: Suku bunga harus dipangkas lebih besar


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menyentil Bank Sentral AS. Ia mengatakan The Federal Reserve harus memangkas suku bunga "lebih besar dan lebih cepat" agar AS dapat bersaing dengan negara lain.

"Masalah kami adalah Federal Reserve yang terlalu bangga untuk mengakui kesalahan mereka bertindak terlalu cepat dan mengetat terlalu banyak (dan bahwa saya benar!). Mereka harus memotong suku bunga lebih besar dan lebih cepat, dan menghentikan pengetatan kuantitatif konyol mereka SEKARANG," kata Trump dalam serangkaian posting di Twitter seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Goldman Sachs: The Fed bisa pangkas suku bunga tiga kali

Trump selama berbulan-bulan telah menyerukan The Fed untuk menurunkan suku bunga untuk mendukung ekonomi AS.

Langkah mengejutkan Trump pada minggu lalu yakni akan mengenakan tarif baru pada impor asal China telah membuat The Fed pada posisi yang serba sulit. Langkah Trump ini mungkin akan memaksa The Fed memotong suku bunga lebih dari yang diharapkan untuk melindungi ekonomi dari risiko kebijakan perdagangan.

Baca Juga: Merespons penurunan suku bunga

Penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro pada awal pekan ini mendesak The Fed memangkas suku bunga sebanyak tiga perempat poin untuk membawa suku bunga AS sejalan dengan suku bunga di tempat lain.

Sebelumnya Trump menyatakan akan mengenakan tarif 10% untuk barang-barang impor dari China senilai US$ 300 miliar mulai 1 September 2019. Ini setelah Trump menyatakan tidak puas dengan negosiasi perdagangan dengan China.

Cuitan Trump itu membuat pasar saham jatuh dan imbal hasil obligasi pemerintah jatuh ke level terendah dalam hampir tiga tahun.

Baca Juga: Mata uang yang dulu jadi penyebab krisis Asia, kini muncul sebagai safe haven




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×