Reporter: Asnil Bambani Amri, NHK | Editor: Asnil Amri
TOKYO. Lonjakan arus impor membuat transaksi perdagangan Jepang kembali defisit pada bulan Mei. Meningkatnya arus impor bahan bakar untuk kebutuhan energi menjadi penyebab naiknya angka impor tersebut.
Departemen Keuangan Jepang hari ini (20/6) menyebutkan, defisit yang terjadi melebihi US$ 11 miliar. Defisit ini terjadi pada bulan ketiga berturut-turut. Bahkan, defisit perdagangan yang terjadi di bulan Mei merupakan defisit terbesar sejak tahun 1979.
Dalam catatan Departemen Keuangan Jepang, bulan Mei terjadi kenaikan ekspor sebesar 10% menjadi US$ 66 miliar. Namun disaat yang bersamaan, kenaikan impor Jepang naik 9% menjadi US$ 77 miliar.
Kenaikan ekspor terjadi karena adanya kenaikan pesanan mobil dari Amerika Serikat. Sementara kenaikan arus impor terjadi karena naiknya jumlah impor energi untuk kebutuhan pembangkit listrik Jepang. Selain itu, tingginya harga minyak mentah selama Mei masih menjadi alasan kenaikan nilai impor Jepang.
Departemen Keuangan menyatakan, akan berusaha meningkatkan nilai ekspornya agar surplus perdagangan bisa tercapai. Usaha untuk menggenjot ekspor itu dilakukan untuk mengiringi kenaikan nilai impor yang diperkirakan masih terus terjadi.