Reporter: Asnil Bambani Amri, NHK | Editor: Asnil Amri
TOKYO. Neraca perdagangan Jepang bulan April lalu kembali mendapat rapor merah setelah Maret juga melaporkan kondisi serupa. Kondisi defisit perdagangan ini lebih parah daripada defisit perdagangan Jepang yang pernah terjadi tahun 1979 lalu.
Kondisi perdagangan ini disampaikan oleh Departemen Keuangan Jepang hari ini, Rabu (23/5). Ekspor Jepang mencapai US$ 70 miliar atau naik 7,9% dari bulan sebelumnya. Namun, sebaliknya, angka impor melonjak naik 8% menjadi US$ 76 miliar.
Kenaikan angka impor itu terjadi karena naiknya permintaan gas alam cair untuk pembangkit listrik. Selain itu, nilai impor Jepang melonjak karena adanya kenaikan harga minyak mentah dunia.
Namun begitu, Kementerian Keuangan mengaku sudah berusaha mengurangi defisit dengan menggenjot kinerja ekspor, terutama ekspor mobil. Namun kinerja ekspor mobil ini juga masuk taraf waspada, sebab pengiriman ke China bisa turun terimbas utang Eropa.