Sumber: Bloomberg | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Ekonomi AS kemungkinan akan jatuh ke dalam resesi ringan pada akhir 2022, karena The Fed menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi, ekonom Nomura Holdings Inc. mengatakan.
"Dengan momentum pertumbuhan yang melambat dengan cepat dan komitmen The Fed untuk memulihkan stabilitas harga, kami percaya resesi ringan yang dimulai pada kuartal keempat 2022 sekarang lebih mungkin dibanding tidak," tulis ekonom Nomura Aichi Amemiya dan Robert Dent dalam sebuah catatan Senin (20/6), seperti dikutip Bloomberg.
Nomura memperingatkan, kondisi keuangan akan semakin ketat lantaran sentimen konsumen, distorsi pasokan energi dan makanan, serta prospek pertumbuhan global memburuk.
"Dengan inflasi bulanan hingga 2022 kemungkinan akan tetap tinggi, kami percaya respons The Fed terhadap penurunan pada awalnya akan diredam," sebut ekonom Nomura.
Perusahaan jasa keuangan asal Jepang ini memperkirakan, kenaikan suku bunga AS akan berlanjut hingga 2023, tetapi dengan tingkat yang sedikit lebih rendah.
Baca Juga: Menteri Keuangan AS: Ekonomi akan Melambat, Resesi Tidak Terelakkan
Nomura pun menurunkan perkiraan PDB riil AS untuk tahun ini menjadi 1,8%, dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya 2,5%. Sedang proyeksi untuk tahun depan hanya 1,3%.
Persistensi inflasi dan mandat tunggal The Fed adalah salah satu faktor yang mendorong penurunan PDB riil AS.
"Dari tingkat yang sangat tinggi, inflasi terus meningkat dan bukti yang berkembang dari ekspektasi inflasi yang tidak terkendali adalah dua pendorong utama penurunan pertumbuhan yang kami harapkan," ungkap ekonom Nomura.
Terlepas dari poros hawkish The Fed yang signifikan sejak November 2021, tekanan inflasi belum mereda secara berarti dan mungkin bisa dibilang memburuk.
Itu sebabnya, Nomura meyakini, upaya The Fed untuk menyelaraskan kembali permintaan dengan pasokan yang tertekan guna mengendalikan tekanan harga, pada akhirnya akan mendorong ekonomi AS ke dalam resesi ringan.