kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,47   -12,05   -1.29%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Duh, perusahaan zombie Asia terkonsentrasi di India, Indonesia dan Korsel (1)


Senin, 12 Agustus 2019 / 16:40 WIB
Duh, perusahaan zombie Asia terkonsentrasi di India, Indonesia dan Korsel (1)
ILUSTRASI. Bursa saham Mumbai India


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Perusahaan zombie disinyalir semakin merajalela di dunia. Keberadaan mereka bisa semakin memperlambat pertumbuhan ekonomi dunia yang memang tengah rentan. 

Apa itu perusahaan zombie? Mengutip Asia Nikkei.com, perusahaan zombie merupakan perusahaan yang tidak memiliki performa baik dan terlalu banyak mendapatkan kredit murah.

Baca Juga: Harga minyak tergelincir tersulut perang dagang dan perlambatan ekonomi

Di dunia, jumlah perusahaan yang tidak mampu mencetak profit untuk membayar bunga pinjaman dan hanya melakukan restrukturisasi utang mereka berulang kali sudah melonjak dua kali lipat dalam satu dekade terakhir. Riset Nikkei menunjukkan, jumlah tersebut mencapai seperlima dari jumlah seluruh perusahaan yang ada di dunia. 

Pembiayaan utang berbiaya rendah serta siap pakai, membantu perusahaan zombi ini tetap hidup meski berkinerja sangat buruk. 

Kondisi ini semakin memburuk, seiring langkah The Federal Reserve AS yang memangkas suku bunga acuan untuk kali pertama dalam satu dekade. Jelas, hal ini langsung diikuti oleh sejumlah bank sentral sekaligus melonggarkan kebijakan moneter mereka. 

Baca Juga: Peringatan Moody's: Hati-hati, risiko resesi global semakin meningkat

Alhasil, pertumbuhan jumlah perusahaan zombi semakin pesat, khususnya di AS, Eropa, dan sejumlah negara di Asia. 

Nikkei melakukan riset mengenai kondisi kesehatan finansial sekitar 26.000 emiten yang ada di Jepang, AS< Eropa, China dan Asia, tak termasuk institusi finansial. Untuk riset ini, Nikkei menggunakan data dari QUICK FactSet. Hasil riset cukup mengejutkan. Jumlah perusahaan yaang tidak mampu membayar utang dari hasil laba perusahaan selama tiga tahun beruntun mencapai 5.300 perusahaan pada tahun fiskal 2018. Artinya, jumlah itu mencapai 20% dari total perusahaan yang ada.




TERBARU

[X]
×