Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Departemen Pertahanan AS atau Pentagon, pada hari Senin (7/2) menyetujui peluang penjualan peralatan pendukung rudal Patriot yang digunakan oleh Taiwan. Jika terwujud, AS akan menjual paket peralatan dan pelayanan senilai US$ 100 juta.
Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan AS (DSCA) dalam pernyataannya menyebutkan bahwa program peningkatan kemampuan rudal Patriot milik Taiwan akan membantu menjaga stabilitas politik, keseimbangan militer, ekonomi, dan kemajuan di kawasan.
"Penjualan yang diusulkan ini mendukung kepentingan nasional, ekonomi, dan keamanan AS. Negara mendukung upaya berkelanjutan penerima untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya dan untuk mempertahankan kemampuan pertahanan yang kredibel," ungkap DSCA, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Sesuai Perintah Biden, Tentara AS Mulai Tiba di Polandia untuk Lindungi Ukraina
DSCA juga memastikan bahwa Raytheon Technologies dan Lockheed Martin akan menjadi kontraktor utama dalam program ini.
Dari Taiwan, Kementerian Luar Negeri menyambut baik keputusan tersebut, yang dipercaya mampu membantu Taiwan menghadapi upaya ekspansi militer China di kawasan.
"Negara kami akan menjaga keamanan nasionalnya dengan pertahanan yang solid, dan terus memperdalam kemitraan keamanan yang erat antara Taiwan dan Amerika Serikat," tulis pihak kementerian dalam pernyataan resminya.
Baca Juga: FBI Waspadai Besarnya Ancaman China terhadap AS di Dunia Digital
Taiwan telah menyampaikan minatnya untuk memperkuat teknologi rudal Patriot miliknya pada pertemuan dengan para pejabat AS tahun 2019 lalu dan Donald Trump masih menjabat. Tampaknya harapan Taiwan ini baru akan terealisasi di masa pemerintahan Joe Biden.
AS, seperti banyak negara lainnya, memang tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan. Namun, AS terus memposisikan diri sebagai pendukung nomor satu Taiwan dalam menghadapi tekanan China, terutama dalam menyediakan fasilitas pertahanan.
Mayoritas pejabat AS juga terus mendorong Taiwan untuk segera memoderninasi militernya sehingga dapat menjadi entitas yang sulit disentuh oleh China.