kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

ECB akhiri stimulus moneter pada akhir Desember 2018


Kamis, 14 Juni 2018 / 20:19 WIB
ECB akhiri stimulus moneter pada akhir Desember 2018
ILUSTRASI. Logo European Central Bank (ECB)


Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - FRANKFURT. Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) memutuskan akan menghentikan skema pembelian obligasi yang telah berlangsung selama satu dekade sejak krisis Eropa terjadi. Penghentian stimulus moneter rencananya akan dilakukan pada akhir Desember mendatang.

Mengutip Reuters, Kamis (14/6), ECB menyatakan tindakan penghentian stimulus bukan berarti akan ada percepatan kebijakan pengetatan moneter. Hingga Juni 2019, bank sentral masih akan menahan suku bunga acuan pada level saat ini, yakni -0,4%.

“Laju pembelian obligasi bulanan akan dikurangi menjadi € 15 miliar hingga akhir Desember 2018. Setelah itu pembelian akan dihentikan,” tulis ECB dalam pernyataan resmi pasca pertemuan pejabat bank sentral di ibukota Latvia, Riga, Kamis (14/6).

Saat ini para investor tengah menanti pernyataan lebih lanjut dari Gubernur ECB Mario Draghi mengenai langkah kebijakan moneter bank sentral ke depan. Terutama, setelah The Fed menaikkan suku bunga acuan lagi dan memberi pernyataan yang hawkish pada pertemuan FOMC, semalam.

Uni Eropa masih menghadapi sejumlah tantangan untuk menormalisasi kebijakan ekonomi, antara lain data ekonomi yang buruk, perang dagang dengan Amerika Serikat (AS), tantangan pemerintahan baru Italia yang populis, serta menurunnya permintaan ekspor. Namun, ECB menyatakan hanya akan fokus mencapai target inflasi ketimbang meningkatkan pertumbuhan ekonomi atau mengatasi turbulensi pasar di negara tertentu.

Sementara, meski inflasi masih terbilang rendah, tingginya harga minyak serta tingginya tingkat upah mengindikasikan akan adanya kenaikan harga secara bertahap di tahun-tahun depan. Kepala Ekonom ECB Peter Praet menyebut, kriteria inflasi mulai terpenuhi sehingga menjadi tanda pengetatan stimulus bisa dilakukan.

Sejak April, mata uang euro telah melemah hingga 5% terhadap dollar AS. Pelemahan euro memberi ruang meningkatnya inflasi dan harga impor. Meski, sikap hawkish The Fed masih menghambat potensi kenaikan inflasi Uni Eropa.

Dalam konferensi pers nanti, Draghi diekspektasikan menyampaikan data inflasi yang lebih kuat, dengan inflasi inti yang tidak berubah, dan pertumbuhan ekonomi yang melambat.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×