Reporter: Ferrika Sari | Editor: Khomarul Hidayat
Menurut unit riset S&P Global Market Intelligence, Panjiva bahwa penjualan pakaian turun sekitar 30% pada bulan Juni, bahkan ketika penjualan ritel AS secara keseluruhan meningkat pada musim panas ini, menurut Panjiva, unit riset rantai pasokan S&P Global Market Intelligence.
Sementara Coresight Research mencatat, 25.000 toko diperkirakan akan tutup di AS pada tahun 2020, sebagian besar di pusat perbelanjaan. Dari riset tersebut, pusat perbelanjaan dan butik model diperkirakan akan terancam punah.
Sebagian besar perusahaan dalam kebangkrutan berusaha untuk bertahan hidup, tetapi itu bisa berubah jika kondisinya memburuk, atau jika anggota parlemen tidak dapat mencapai kesepakatan mengenai tunjangan pengangguran.
Analis Coresight, Deborah Weinswig berharap akan melihat lebih banyak peritel mendapatkan dukungan likudiras dari pada terus beroperasi dengan restrukturisasi utang. Saat ini, kondisinya kurang optimal karena permintaan dan operasional rendah serta perusahaan lebih banyak berhutang.
"Jika musim liburan sama saja (tidak ada perubahan), kita akan masuk dalam dunia yang penuh masalah. Harapannya pada musim liburan ada versi new normal," ujarnya.
Baca Juga: Wah, pemegang restoran Pizza Hut terbesar di AS terancam bangkrut