kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -1.000   -0,05%
  • USD/IDR 16.620   158,00   0,94%
  • IDX 6.767   17,72   0,26%
  • KOMPAS100 979   5,15   0,53%
  • LQ45 762   4,33   0,57%
  • ISSI 215   0,81   0,38%
  • IDX30 395   2,48   0,63%
  • IDXHIDIV20 471   1,18   0,25%
  • IDX80 111   0,53   0,48%
  • IDXV30 115   0,73   0,63%
  • IDXQ30 130   0,90   0,70%

Ekonomi AS Terkontraksi di Kuartal I-2025, Tertekan Lonjakan Impor dan Tarif Dagang


Rabu, 30 April 2025 / 22:01 WIB
Ekonomi AS Terkontraksi di Kuartal I-2025, Tertekan Lonjakan Impor dan Tarif Dagang
ILUSTRASI. Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendengarkan pidato selama upacara pelantikan Administrator Pusat Layanan Medicare dan Medicaid Mehmet Oz di Ruang Oval di Washington, D.C., Amerika Serikat, 18 April 2025. Ekonomi Amerika Serikat (AS) mengalami kontraksi pertama dalam tiga tahun pada kuartal I-2025, ditekan oleh lonjakan impor.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Ekonomi Amerika Serikat (AS) mengalami kontraksi pertama dalam tiga tahun pada kuartal I-2025, ditekan oleh lonjakan impor sebagai dampak dari kebijakan tarif Presiden Donald Trump. 

Menurut laporan awal Departemen Perdagangan, produk domestik bruto (PDB) AS turun sebesar 0,3% secara tahunan, penurunan pertama sejak kuartal pertama 2022.

Kenaikan impor yang tajam, terutama barang konsumsi dan barang modal, dipicu aksi perusahaan yang mempercepat pembelian guna menghindari tarif lebih tinggi. Impor melonjak sebesar 41,3%, tertinggi sejak kuartal III-2020, dan menghapus kontribusi ekspor yang tumbuh moderat. 

Baca Juga: Awan Gelap Memayungi Indonesia, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I Diprediksi di Bawah 5%

Defisit perdagangan yang melebar memangkas pertumbuhan PDB sebesar 4,83 poin persentase, menciptakan kesenjangan perdagangan terbesar sepanjang masa.

Belanja konsumen, yang menyumbang lebih dari dua pertiga perekonomian AS, tumbuh 1,8%, melambat dari 4,0% pada kuartal sebelumnya. Pertumbuhan tersebut didukung oleh belanja pada layanan kesehatan, perumahan, dan barang tidak tahan lama. 

Namun, tren ini dinilai sebagai front-loading, yaitu percepatan belanja rumah tangga untuk menghindari harga yang lebih tinggi akibat tarif.

Di sisi lain, investasi bisnis terhadap peralatan melonjak sebesar 22,5%. Penjualan akhir kepada pembeli domestik swasta, yang mengecualikan perdagangan, inventaris, dan belanja pemerintah, naik 3,0%. Namun, indikator ini dinilai telah terdistorsi oleh kebijakan tarif.

Laporan juga mencatat penurunan belanja pemerintah federal yang turut membebani PDB. Penurunan ini kemungkinan dipicu oleh pemangkasan anggaran yang agresif, termasuk pemutusan hubungan kerja dan penutupan sejumlah program pemerintahan Trump.

Baca Juga: Konsumsi Ramadhan Tak Seagresif Tahun Lalu, Ekonomi Kuartal I Berpotensi Melambat

Inflasi turut meningkat pada kuartal ini. Indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) inti—yang tidak mencakup harga makanan dan energi—melonjak 3,5%, naik dari 2,6% pada kuartal sebelumnya. Kenaikan ini mendekati dua kali lipat target inflasi 2% yang ditetapkan Federal Reserve.

Kondisi ekonomi yang melambat memperkuat sentimen publik yang kian kritis terhadap kebijakan ekonomi Presiden Trump menjelang hari ke-100 masa jabatannya. 

Kepercayaan konsumen mendekati titik terendah lima tahun terakhir, dan sentimen bisnis turut melemah. Sejumlah maskapai penerbangan bahkan telah merevisi proyeksi keuangan mereka untuk 2025 karena ketidakpastian atas pengeluaran perjalanan.

Presiden Trump pada Selasa (29/4) mengeluarkan perintah eksekutif untuk melunakkan dampak tarif otomotif dengan menggabungkan insentif pajak dan keringanan pungutan atas suku cadang. 

Meski demikian, tarif sebesar 145% untuk barang dari China masih diberlakukan dan menjadi pemicu utama perang dagang dengan Beijing.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2025 Diramal Melambat, Imbas Faktor Domestik dan Global

Para ekonom memperkirakan bahwa ketidakpastian kebijakan dan tekanan dari tarif akan terus membebani pertumbuhan ekonomi AS hingga akhir tahun ini. 

Meski beberapa analis memperkirakan pertumbuhan PDB akan membaik pada kuartal II karena dampak satu kali dari lonjakan impor mereda, prospek jangka menengah tetap dibayangi risiko perlambatan lanjutan.

Selanjutnya: Bank Raya: Penyaluran Pinang Dana Talangan Capai Rp 5,43 Triliun per Kuartal I-2025

Menarik Dibaca: Jaring Pengusaha Produk Lokal Masuk Pasar Internasional



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×