Sumber: VnExpress International | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspor buah dan sayur Vietnam naik 0,9% year-on-year menjadi US$3,92 miliar dalam tujuh bulan pertama tahun 2025, pulih dari penurunan sebelumnya berkat pemulihan yang kuat dalam pengiriman durian.
Pertumbuhan ini sebagian besar didorong oleh pemulihan ekspor ke Tiongkok, pasar ekspor buah dan sayur terbesar Vietnam, yang menyumbang lebih dari 50% dari total nilai.
Menurut Asosiasi Buah dan Sayur Vietnam, dengan momentum saat ini dan hasil durian yang melimpah mulai sekarang hingga November, target ekspor Kementerian Pertanian dan Lingkungan Hidup sebesar US$7,6 miliar tahun ini dapat tercapai, dan bahkan dapat mendekati US$8 miliar.
Nguyen Thanh Binh, ketua asosiasi, mencatat bahwa ekspor durian telah kembali normal setelah banyak pengiriman sebelumnya ditandai mengandung residu kadmium dan Auramine O di Tiongkok.
Baca Juga: Coca-Cola Jajaki Penjualan Costa Coffee
Sejak Mei, berkat kerja sama antar daerah, perusahaan, dan petani, ekspor secara bertahap pulih dan kembali meraih momentum pertumbuhan.
Untuk mempertahankan dan memperluas pasar, terutama untuk produk bernilai tinggi seperti durian, Huynh Tan Dat, Direktur Departemen Produksi dan Perlindungan Tanaman di bawah Kementerian Pertanian dan Lingkungan Hidup, mengatakan sektor ini akan mengembangkan peta kontaminasi kadmium di area-area pertumbuhan.
Hal ini dianggap sebagai solusi utama untuk memastikan keamanan pangan, memenuhi standar internasional, dan membuka jalan bagi durian Vietnam untuk menembus pasar-pasar premium seperti Uni Eropa, AS, Jepang, dan Republik Korea.
Selain durian, komoditas lain seperti kelapa, markisa, dan mangga (termasuk produk olahan) juga mencatat pertumbuhan positif.
Meskipun ekspor ke Tiongkok pada semester pertama turun 24,3%, pengiriman ke pasar lain seperti AS, Jepang, dan Belanda justru melonjak.
Ekspor ke AS saja dalam tujuh bulan pertama mencapai US$216 juta, naik 66% – tingkat pertumbuhan tercepat di antara 15 pasar ekspor utama Vietnam.
Untuk mencapai target ekspor sebesar US$7,6 miliar, sektor buah dan sayur harus terus mendiversifikasi pasar, memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas dengan Jepang, Republik Korea, Uni Eropa, Tiongkok, dan negara-negara lainnya.
Selain buah segar, produk olahan – terutama dari kelapa dan mangga – perlu dipromosikan untuk memperluas peluang pertumbuhan dan mengurangi risiko akibat ketergantungan pada pasar produk segar.
Baca Juga: Bank Mandiri Taspen Optimalkan Program 3 Pilar Mantap di Momentum HUT Indonesia