Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi China kuartal III tahun 2023 tumbuh melampaui proyeksi para ekonom di tengah peningkatan mengejutkan tingkat konsumsi dan aktivitas industri pada bulan September.
Berdasarkan laporan Biro Statistik Nasional, Rabu (18/10), ekonomi China berhasil tumbuh 4,9% secara tahunan (year on year/yoy) pada triwulan ketiga. Sedangkan para ekonom yang disurvei Reuters sebelumnya memproyeksikan pertumbuhannya hanya 4,4%.
Pertumbuhan melampaui ekspektasi ini menandakan bahwa serangkaian kebijakan yang dikeluarkan pemerintah baru-baru ini efektif dalam mendorong pemulihan ekonomi China untuk sementara.
Meski pertumbuhan kuartal III melambat dari kuartal II yang tumbuh sebesar 6,3% secara tahunan, namun realisasi tersebut tercatat lebih tinggi dari kuartal IV tahun 2021 hingga triwulan pertama 2023.
Sementara secara kuartalan, ekonomi China tumbuh 1,3% pada kuartal III, lebih kuat dari proyeksi ekonomi sebelumnya yakni sebesar 1%.
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa produksi industri China pada September tumbuh 4,5% secara yoy. Capaian ini tidak berubah dari pertumbuhan pada Agustus, namun tampil lebih kuat dari ekspektasi ekonomi, yakni diprediksi tumbuh 4,3%.
Baca Juga: AS Jegal China dalam Penggunaan Chip AI, Ini Tujuannya
Penjualan ritel, yang menjadi ukuran tingkat konsumsi, tercatat meningkat 5,5% yoy pada September, naik dari laju pertumbuhan 4,6% pada bulan sebelumnya. Analis sebelumnya memprediksi penjualan ritel hanya tumbuh 4,9%.
Investasi aset tetap tumbuh 3,1% dalam sembilan bulan pertama tahun 2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dibandingkan ekspektasi kenaikan 3,2%. Pada periode delapan bulan pertama tercatat tumbuh 3,2%.
Sementara investasi properti merosot 9,1% secara yoy dalam sembilan bulan. Penurunannya semakin dalam mengingat di delapan bulan pertama baru kontraksi 8,8% yoy. Adapun angka pengangguran China turun menjadi 5% pada bulan September dari 5,2% pada Agustus.
Pemerintah China gencar merilis stimulus beberapa minggu terakhir setelah data-data ekonominya dengan cepat menunjukkan tanda pelemahan sejak kuartal II. Termasuk diantaranya peningkatan belanja pekerjaan umum, penurunan suku bunga, pelonggaran properti dan upaya untuk menopang sektor swasta.
Matt Simpson, Analis Pasar City Index di Brisbane menilai, data pertumbuhan ekonomi tersebut, menunjukkan bahwa stimulus pemerintah mulai mendapatkan daya tarik meskipun krisis properti dan hambatan lainnya menimbulkan risiko terhadap outlook perekonomian.
“Tampaknya semua stimulus itu akhirnya mulai berdampak terhadpa pertumbuhan, penjualan ritel, produksi industri, dan pengangguran,” kata dia dilansir Reuters, Rabu (18/10).
Baca Juga: Forum Bisnis Indonesia-China Hasilkan Kesepakatan Kerja Sama US$ 13,7 Miliar
Perekonomian China terpuruk pada kuartal kedua setelah pemulihan singkat pasca Covid-19, terseret oleh penurunan properti dan utang yang besar akibat kemacetan infrastruktur selama puluhan tahun.
Momentum pemulihan ini memberikan tanda-tanda bahwa target pertumbuhan tahun 2023 yang dicanangkan pemerintah sebesar 5% masih mungkin bisa dicapai.
“Peningkatan data ekonomi kuartal III membuat kecil kemungkinan bagi pemerintah untuk meluncurkan stimulus pada kuartal keempat, karena target pertumbuhan sebesar 5% akan tercapai,” kata Zhiwei Zhang, kepala ekonom di Pinpoint Asset Management.