kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.074.000   -12.000   -0,58%
  • USD/IDR 16.499   -11,00   -0,07%
  • IDX 7.699   70,40   0,92%
  • KOMPAS100 1.077   10,50   0,99%
  • LQ45 782   12,20   1,58%
  • ISSI 264   0,53   0,20%
  • IDX30 406   6,07   1,52%
  • IDXHIDIV20 472   4,64   0,99%
  • IDX80 119   1,25   1,07%
  • IDXV30 129   -1,04   -0,80%
  • IDXQ30 132   1,79   1,38%

Ekonomi China Melambat


Jumat, 02 Juli 2010 / 08:09 WIB
Ekonomi China Melambat


Sumber: Bloomberg, Reuters | Editor: Test Test

BEIJING. Baru sehari Perdana Menteri (PM) China Wen Jiabao menyatakan pemulihan ekonomi China masih berada dalam jalur yang tepat. Kamis (1/7), pemerintah mengumumkan hal sebaliknya.

Biro Statistik Nasional, kemarin, melaporkan indeks pembelian manajer (PMI) Juni turun ke level 52,1 dari posisi 53,2 di Mei. Estimasi median dari 12 ekonom yang disurvei Bloomberg memprediksi penurunan ke level 53,2.

Melambatnya ekonomi Negeri Tembok Raksasa, 'membunyikan' alarm untuk mewaspadai risiko pemulihan ekonomi global yang melambat. Bahkan, kemungkinan bisa mendorong dunia kembali ke dalam resesi.

Apalagi, dua hari sebelumnya, The Conference Board mempublikasikan indeks ekonomi utama China di April juga melemah. Belum lagi indeks manufaktur yang dikeluarkan HSBC Holdings Plc yang turun ke level terendah dalam 14 bulan terakhir.

Tidak hanya China, data-data ekonomi negara-negara utama dunia juga menurun. Mengacu pada laporan Goldman Sachs Group Inc, pertumbuhan ekonomi China di pertengahan tahun ini menurun lebih dari 4%.

Penurunan ini, ujar laporan itu, menimbulkan kekhawatiran investor. Apalagi, saat ini situasi di Eropa masih kurang baik. Di mana pemerintah di kawasan masih berupaya melepaskan negaranya dari belitan utang dengan menghemat anggaran.

Belum lagi tingkat pengangguran Amerika Serikat (AS) yang kembali merangkak mendekati level 10%. Termasuk Jepang yang masih terus berjuang mengatasi deflasi akibat pelemahan daya beli rumah tangga-nya.

Tak mengkhawatirkan

Toh, kepala ekonom Deutsche Bank AG Ma Jun menilai, dari pandangan ekonom, perlambatan ekonomi China menuju level yang sehat. Apalagi sebelumnya China berisiko menghadapi pemanasan ekonomi dan gelembung aset. "Hanya prospek ekonomi global yang belum meyakinkan, membuat pesimisme pasar mudah muncul," ungkap Ma, kemarin.

Periset pemerintah Zhang Liqun juga bilang, angka-angka itu masih moderat. Dia yakin pertumbuhan masih akan berlanjut, meski tak sebesar pertumbuhan kuartal I 2010 yang mencapai 11,9%.

"Ekonomi China hanya melambat, bukan anjlok. Penurunan merupakan siklus biasa setelah pertumbuhan mencapai puncak di kuartal I," imbuh Qu Hongbin, ekonom HSBC.

Qu yakin, pertumbuhan di semester II masih bisa mencapai 9%. Penyokong pertumbuhan adalah derasnya investasi asing dan tingginya tingkat konsumsi swasta.




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×