kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ekonomi Inggris tumbuh lebih lambat tahun ini


Selasa, 05 Februari 2013 / 20:36 WIB
Ekonomi Inggris tumbuh lebih lambat tahun ini
ILUSTRASI. Prediksi IHSG Jumat (1/10) naik lagi, analis rekomendasi 6 saham untuk trading


Sumber: Bloomberg, Reuters | Editor: Uji Agung Santosa

LONDON. Ekonomi Inggris  diperkirakan akan tumbuh lebih lambat tahun ini. Bahkan, tidak menutup kemungkinan stagnasi ekonomi yang terjadi si Inggris dalam beberapa periode terakhir akan bertahan tahun ini.


Perkiraan ekonomi yang cukup pesimis itu di ungkapkan the National Institute of Economic and Social Research (NIESR). Lembaga riset itu melihat pertumbuhan ekonomi Inggris tahun ini hanya berada di kisaran 0,7%, bukan 1,1% seperti diperkirakan pada November 2012.  


Dalam laporan terbaru yang diterbitkan Selasa (5/2), lembaga itu memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Inggris tahun depan ada di kisaran 1,5%. "Pemerintah Inggris harus lebih longgar dalam menjalankan kebijakan yang memeras fiskal untuk membantu pemulihan," katanya.   


Menurut NIESR, Inggris saat ini dalam tahap pemulihan paling lambat pasca resesi dalam 100 tahun terakhir. Oleh karena itu tidak ada harapan peningkatan produk domestik bruto (PDB) kembali ke puncak hingga 2015.


Perekonomian Inggris menyusut 0,3% pada kuartal keempat tahun lalu dan menghadapi ancaman resesi ketiga. PDB Inggris turun lebih dari 3%, dari nilai puncaknya pada tahun 2008 lalu.


Lembaga itu juga meramalkan bahwa utang bersih Inggris akan mencapai puncaknya pada angka 85% PDB pada tahun fiskal 2016-2017. Sebelumnya, Badan Anggaran Fiskal Inggris menyebutkan, nilai utang Inggris akan mencapai titik tertinggi pada tahun 2015-2016 di kisaran 80%, dan kemudian akan menurun.
"Ada kekhawatiran perekonomian akan menyusut sedikit pada awal tahun 2013 dan secara teknis mengalami resesi," laporan NIESR.


Menurut NIESR, setelah mengalami stagnasi pada 2012, pertumbuhan ekonomi sangat tergantung pada kembalinya belanja konsumen, investasi perusahaan, dan peningkatan ekspor.


"Pemulihan ekonomi terbaik perlu didukung oleh peningkatan investasi sektor publik yang signifikan. Juga perlu adanya kebijakan fiskal yang lebih longgar dalam jangka pendek," kata Simon Kirby, Ekonom NIESR.


Menurut Kirby, dalam pertemuan Komite Kebijakan Moneter Bank of England, akan dibahas mengenai kemungkinan penundaan stimulus dengan pembelian obligasi. "Anggota komite telah menyoroti kekhawatiran tentang efektivitas pembelian aset," katanya.


Pesimisme ekonomi


Sebenarnya tidak hanya NIESR saja yang pesimis dengan ekonomi negara-negara Uni Eropa. Dana Moneter Internasional (IMF) pada akhir bulan lalu juga telah memangkas prediksi ekonomi Zona Euro. Menurut IMF, zona Euro akan masuk tahun kedua resesi.


Dalam proyeksi ekonomi dunia terbarunya, IMF memperkirakan ekonomi zona euro akan berkontraksi 0,2% tahun ini, setelah melambat 0,4% di 2012. Sebelumnya, IMF memprediksi ekonomi Zona Euro tahun ini mengalami perlambatan 0,1%.


Axel Weber, Chairman UBS mengatakan, ia percaya Zona Euro belum melalui kondisi terburuknya. "Risiko politik akan datang ke permukaan lagi, yang bakal menghantui pasar," tuturnya.


Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) juga telah merevisi target pertumbuhan ekonomi Zona Euro tahun ini dan tahun depan. Mario Draghi, Presiden ECB mengatakan, ekonomi Eropa tahun ini akan menyusut sekitar 0,5%. Konsumsi yang melemah dan sentimen negatif investor menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi yang tidak sesuai harapan.


Pada 2013, regulator perbankan di Eropa itu memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Benua Biru ada di kisaran minus 0,9% sampai plus 0,4%. Sedangkan pada 2014, pertumbuhan positif baru akan didapat dengan kisaran 0,2% sampai 2,2%. "Ada ketidakpastian yang terus-menerus," kata Draghi.
Bank Dunia juga memperkirakan kontraksi Zona Euro sebesar 0,1% pada 2013.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×