Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Perekonomian Korea Selatan pada kuartal II- 2024 secara mengejutkan mengalami kontraksi dibandingkan kuartal sebelumnya. Kontraksi ini disebabkan melemahnya belanja konsumen.
Data Bank oF Korea (BOK) mencatat, produk domestik bruto (PDB) Korea Selatan pada kuartal II turun 0,2% dari kuartal sebelumnya. Realisasi ini meleset dari proyeksi konsensi ekonomi yang disurvei Bloomberg sebelumnya dengan prediksi tumbuh 0,1%. Secara tahunan, ekonomi Korea Selatan tumbuh 2,3% pada kuartal II, lebih lambat dari perkiraan pasar sebesar 2,5 %.
Kontraksi kuartal itu menambah tantangan bagi pembuat kebijakan di saat mereka harus berjuang untuk merangsang investasi dan konsumsi.
Kontraksi tak terduga ini meningkatkan dorongan kepada bank sentral untuk menurunkan suku bunga. Pelemahan tersebut menurut analsi juga diperparah laju pertumbuhan yang cukup pesat pada kuartal sebelumnya,.
Produk domestik bruto (PDB) Korea Selatan pada kuartal I lalu tumbuh sangat solid sebesar 1,3%, laju kuartalan tercepat sejak kuartál IV 2021.
Baca Juga: Pengadilan Korea Selatan Bakal Tangkap Pendiri Kakao Atas Tuduhan Manipulasi Harga
Pemerintah dan bank sentral menaikkan prakiraan pertumbuhan PDB tahun 2024 menjadi 2%. Ini mengindikasikan bahwa mereka memandang hasil kuartal II sebagai sebagai awal dari ekspansi yang berkelanjutan dan bukan sebagai sinyal berakhirnya tren positif.
Kwon Young Sun, kepala ekonom di Woori Finance Research Institute mengatakan, perkembangan menuju penurunan suku bunga sudah terkonfirmasi, namun BOK ingin meneliti masalah stabilitas keuangan.
“PDB bukan satu-satunya faktor bagi bank sentral. Segala sesuatu mulai dari utang hingga mata uang akan berpengaruh pada penentuan waktu pemotongan,” kata Kwon Young Sun, dilansir Bloomberg, Kamis (25/7).
Kontraksi tersebut menggarisbawahi bawah permintaan domestik Korea Selatan sedan melemah. Konsumsi swasta pada kuartal II turun 0,2%. Sedangkan belanla pemerintah masih naik 0,7%, ekspor riil tumbuh 0,9% dan investasi turun 2,1%.
Kwon mengatakan, yang harus dikhawaturkan sebetulnya adalah menyusutnya investasi. Menurutnya, hal itu jadi pertanda buruk bagi potensi pertumbuhan jangka panjang. “Rencana investasi mungkin akan tertunda lebih lanjut jika perusahaan menunggu hingga pemilu AS selesai pada bulan November,” katanya.
Baca Juga: Samsung Electronics Akuisisi Oxford Semantic Technologies untuk Tingkatkan AI
Mesin termasuk peralatan pembuatan cip memimpin penurunan investasi. Investasi konstruksi turun 1,1% menyusul ekspansi mengejutkan sebesar 3,3% pada kuartal I lalu.
Konsumsi merupakan faktor penting bagi perekonomian pada paruh kedua tahun ini karena belanja swasta masih lesu. Lemahnya belanja konsumen yang terus berlanjut menunjukkan bahwa kuatnya permintaan eksternal tidak memberikan kekuatan yang lebih luas pada perekonomian.