kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ekonomi Korea Utara Melonjak Pesat di 2023, Ini Penyebab Utamanya


Minggu, 28 Juli 2024 / 07:26 WIB
Ekonomi Korea Utara Melonjak Pesat di 2023, Ini Penyebab Utamanya
ILUSTRASI. Perekonomian Korea Utara tumbuh tajam pada tahun 2023 setelah menyusut selama tiga tahun berturut-turut. REUTERS/Edgar Su


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Berdasarkan perkiraan bank sentral Korea Selatan, perekonomian Korea Utara tumbuh tajam pada tahun 2023 setelah menyusut selama tiga tahun berturut-turut. 

Hal ini dipicu oleh meningkatnya perdagangan dengan China setelah kontrol perbatasan pandemi COVID-19 dilonggarkan.

Reuters memberitakan, Produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2023 kemungkinan tumbuh 3,1% secara riil. Bank of Korea (BOK) mengatakan, ini merupakan persentase pertumbuhan terbesar sejak 2016.

Perkiraan BOK dianggap sebagai salah satu indikator aktivitas ekonomi yang paling dapat diandalkan di Korea Utara yang tertutup, yang tidak menerbitkan data resmi.

"Meskipun sanksi ekonomi tetap ada, ekonomi tumbuh karena pelonggaran pembatasan terkait COVID, pertumbuhan perdagangan dengan China, dan kondisi cuaca yang menguntungkan," kata seorang pejabat BOK kepada wartawan.

Ekonomi Korea Utara mengalami kontraksi sebesar 0,2% pada tahun 2022, 0,1% pada tahun 2021, dan 4,5% pada tahun 2020 di tengah pembatasan COVID dan sanksi PBB.

Selama pandemi, kelompok-kelompok kemanusiaan menyuarakan kekhawatiran tentang kekurangan pangan bagi banyak warga Korea Utara. Dan pada bulan Januari lalu, pemimpin Kim Jong Un mengatakan kegagalan menyediakan kebutuhan hidup dasar termasuk makanan bagi masyarakat merupakan "masalah politik yang serius".

Baca Juga: Presiden Belarusia Janji Bakal Memperluas Kerja Sama dengan Korea Utara

"Sebagian besar pakar menilai pemulihan pada tahun 2023 bersifat sementara, tetapi ada juga faktor-faktor positif, seperti kemungkinan pertumbuhan lebih lanjut dalam perdagangan dengan China dan perluasan kerja sama ekonomi dengan Rusia," kata pejabat BOK tersebut.

Pyongyang dan Moskow sepakat bulan lalu untuk memperluas kerja sama dalam perdagangan, ekonomi, dan investasi saat mereka menandatangani pakta pertahanan bersama selama kunjungan pertama Presiden Rusia Vladimir Putin ke Korea Utara sejak tahun 2000.

Pada tahun 2023, perdagangan Korea Utara dengan China mencapai 98,3% dari total volume perdagangan, menurut BOK.

Data menunjukkan produksi industri melonjak 4,9%, tercepat dalam tujuh tahun. Melonjaknya produksi dipimpin oleh produksi barang-barang logam dan wig, dan sektor konstruksi yang tumbuh sebesar 8,2%, terbesar sejak 2002. Sementara, sektor pertanian meningkat sebesar 1,0%.

Sektor industri menyumbang 30,7% ekonomi pada tahun 2023, sedangkan sektor pertanian dan konstruksi masing-masing menyumbang 22,0% dan 11,0%.

Baca Juga: Hacker Korea Utara Aktif Mencuri Rahasia Militer Negara Lain

Volume perdagangan Korea Utara naik 74,6% menjadi US$ 2,77 miliar pada tahun 2023, setelah tumbuh pada rekor tertinggi sebesar 123,9% pada tahun 2022, ketika Korea Utara mulai melonggarkan kontrol perbatasan akibat pandemi. 

Namun, angka tersebut masih lebih rendah dari 2019 di mana volume perdagangan mencapai US$ 3,25 miliar sebelum COVID melanda.

Ekspor Korea Utara juga melonjak 104,5% pada tahun 2023, dipimpin oleh sepatu, topi, dan wig. Sementara tingkat impor naik 71,3% akibat lonjakan permintaan pupuk.

Pendapatan nasional bruto nominal Korea Utara pada tahun 2023 diperkirakan sebesar 1,59 juta won (US$ 1.147,56) per kapita, setara dengan hanya 3,4% dari 47,25 juta won Korea Selatan.

BOK telah menerbitkan estimasi ekonomi Korea Utara sejak tahun 1991, berdasarkan informasi dari berbagai sumber termasuk badan intelijen dan perdagangan luar negeri serta data dari kementerian unifikasi Korea Selatan.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×