kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor China tumbuh 9,5% pada Agustus


Senin, 07 September 2020 / 16:58 WIB
Ekspor China tumbuh 9,5% pada Agustus
ILUSTRASI. Kontainer disusun menunggu untuk dikirim oleh kapal kargo di sebuah pelabuhan di kota Wuhan, ibukota provinsi Hubei, China.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Ekspor China masih meningkat hingga Agustus karena negara yang jadi mitra dagang utamanya sudah kembali melanjutkan aktivitas bisnis. Namun, tingkat impornya di luar perkiraan mengalami penurunan. 

Mengutip Bloomberg, Senin (7/8), ekspor China dalam dollar meningkat 9,5% pada bulan Agustus dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi US$ 235,3 miliar.  Ini merupakan rekor tertinggi dalam tiga bulan terakhir. 

Sementara berdasarkan administrasi bea cukai China, impor turun 2,1%. Alhasil, perdagangan negara ini mengalami surplus sebesar US$ 58,9 miliar pada Agustus. 

Baca Juga: Harga minyak mentah terus merosot usai China pangkas impor

Sebelumnya, para ekonom memperkirakan ekspor China akan meningkat 7,5% dan impor bakal naik 0,2%. 

Lu Ting, Kepala Ekonom China di Nomura International HK Ltd mengatakan, ketahanan ekspor yang mengejutkan China di tengah pandemi global disebabkan oleh beberapa faktor khusus, termasuk lonjakan ekspor alat pelindung diri dan produk kerja dari rumah, dan penurunan ekspor dari beberapa pesaing pasar berkembang yang masih terpukul parah oleh pandemi.

"Pertumbuhan dapat berlanjut selama satu atau dua bulan lagi sebelum melihat penurunan yang nyata. Pertumbuhan produksi industri pada bulan Agustus mungkin meningkat lebih lanjut," kata Lu Ting.

Ekspor tekstil termasuk masker naik 33,4% dalam delapan bulan pertama dibanding periode yang sama 2019. 

Pembukaan kembali secara bertahap banyak negara di Asia dan di seluruh dunia dapat memberikan dorongan lebih lanjut untuk ekspor barang-barang China.

Sementara menurut David Qu, ekonom Bloomberg, headline terkait ekspor China pada bulan Agustus sebagai gambaran pemulihan permintaan eksternal kemungkinan terlalu berlebihan. 
"Akselerasi lebih mencerminkan distorsi dari efek dasar daripada kenyataan di lapangan. Secara bulan per bulan, ekspor tercatat turun dan itu merupakan penurunan pertama dalam pembacaan bulanan kembali ke Maret. Hasilnya  pemulihan permintaan eksternal mungkin tidak semulus yang diharapkan pasar," katanya. 

Baca Juga: Senin (7/9), harga tembaga merangkak naik di tengah harapan ekonomi China

China mencatatkan surplus perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) sebesar US$ 34,2 miliar, tertinggi sejak November 2018. Kedua negara ini sudah menegaskan kembali komitmen mereka terhadap kesepakatan dagang tahap pertama. 

Impor China dari AS naik 1,8% pada Agustus sementara impor dari Australia anjlok 26,2% karena hubungan memburuk.

Selanjutnya: Waspada! HP murah buatan China ini disisipi malware berbahaya

 




TERBARU

[X]
×