kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor naik 16,7%, Korea Selatan perpanjang pertumbuhan untuk 11 bulan berturut-turut


Jumat, 01 Oktober 2021 / 07:58 WIB
Ekspor naik 16,7%, Korea Selatan perpanjang pertumbuhan untuk 11 bulan berturut-turut
ILUSTRASI. Ekspor Korea Selatan di bulan September 2021 naik 16,7% yoy, lebih lambat dari bulan sebelumnya


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Tingginya permintaan global untuk chip dan komputer membantu ekspor Korea Selatan mencatat pertumbuhan untuk bulan ke 11 secara berturut-turut pada September 2021. Namun, kenaikan ekspor lebih lambat mengingat hari kerja lebih sedikit karena ada libur Chuseok di bulan lalu.

Jumat (1/10), data terbaru memperlihatkan, tingkat pertumbuhan ekspor 16,7% dari tahun sebelumnya (yoy). Realisasi kenaikan ekspor ini sedikit lebih tinggi dari perkiraan analis dengan kenaikan 16,3%.

Impor Korea Selatan juga melonjak 31,0% dari tahun sebelumnya. Realisasi iniĀ  lebih lambat dari kenaikan 44,0% pada bulan Agustus. Alhasil, surplus neraca perdagangan Korea Selatan bulan September capai US$ 4,2 miliar.

Analis memperkirakan pertumbuhan ekspor melambat pada kuartal keempat karena efek dasar di tahun sebelumnya, serta cegukan logistik global yang dapat memburuk karena lonjakan permintaan listrik di China.

Di tingkat global, Korea Selatan dengan gugup mengawasi China, di mana hasil produksi pabrik yang lebih lemah dan krisis listrik dapat menambah kesengsaraan bagi momentum pemulihan di Negeri Ginseng pada saat baru saja memulai pengetatan kebijakan untuk beralih dari pengaturan moneter era pandemi.

Baca Juga: IPO global menurun di kuartal ketiga, ini daftarnya perusahaan yang terbaik

Sementara ekspor masih melonjak, hasil produksi (output) pabrik Korea Selatan secara tak terduga turun pada bulan Agustus. Di saat yang sama, utang rumah tangga mencapai rekor tinggi, menghambat belanja konsumen.

"Permintaan barang-barang Korea Selatan dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa akan terus berlanjut, tetapi kecepatannya akan melambat karena masalah logistik global membuat lingkungan perdagangan lebih berbusa dan krisis energi di China berlanjut," kata Chang Jae-chul, ekonom KB Kookmin Bank.

Ekspor ke China, mitra dagang terbesar Korea Selatan, melonjak 17,3% secara tahunan. Sedangkan ekspor ke AS dan Uni Eropa masing-masing naik 14,5% dan 15,6% di periode yang sama.

Rincian data hari Jumat menunjukkan, ekspor semikonduktor melonjak 28,4% dari tahun sebelumnya dan penjualan komputer dan produk petrokimia di luar negeri juga masing-masing melesat 49,4% dan 78,7%.

Ada 21 hari kerja September tahun ini, dibandingkan 23 hari di bulan yang sebanding tahun 2020.

Selanjutnya: Mantan menteri Olimpiade Shunichi Suzuki diproyeksi jadi menteri keuangan Jepang




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×