Sumber: NDTV | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA Pemilu mendatang di Amerika Serikat bukan hanya tentang persaingan antara Donald Trump dan Kamala Harris, tetapi juga tentang seberapa besar pengaruh orang terkaya di dunia, Elon Musk, terhadap salah satu demokrasi tertua di dunia.
Dengan keterlibatannya yang semakin intens, Musk menjadi sorotan karena keterlibatannya dalam dinamika politik, bisnis, hingga kebijakan luar negeri AS.
Donasi yang Mencengangkan: US$119 Juta untuk Trump
Sebelumnya, Musk dikenal memberikan donasi kecil kepada kedua partai, termasuk sumbangan sebesar US$5.000 untuk Hillary Clinton pada 2016. Namun, kali ini, dia telah menghabiskan dana yang sangat besar, yaitu US$119 juta, untuk mendukung pendukung Trump.
Dana ini digunakan untuk menggerakkan massa Trump dalam upaya pemilihan umum. Musk juga menggunakan platform media sosialnya, X, untuk menyebarkan propaganda pro-Trump, yang semakin memicu perdebatan publik.
Baca Juga: Kejutan Besar! Valuasi Truth Social Besutan Donald Trump Lampaui X Milik Elon Musk
Selain mendonasikan dana besar, Musk juga secara fisik hadir dalam kampanye Trump di negara bagian kunci, memperkenalkan sisi “Dark Gothic MAGA” yang mengisyaratkan pendekatan baru yang kontroversial.
Skandal dan Penyidikan: Dari Dugaan Pembelian Suara hingga Hubungan dengan Putin
Keterlibatan Musk dalam politik AS juga memicu pengawasan hukum dan keamanan nasional.
Dia sempat mangkir dari sidang terkait gugatan hukum atas upayanya memberikan dana jutaan dolar kepada pemilih terdaftar – sebuah langkah yang oleh para ahli dianggap mendekati "pembelian suara."
Selain itu, Musk saat ini tengah diselidiki oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) dan dilaporkan memiliki komunikasi rutin dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran besar terkait keamanan nasional, mengingat SpaceX memiliki kontrak penting dengan NASA dan Departemen Pertahanan AS.
Peran Elon Musk dalam America PAC
Di tengah kontroversi politik, Musk juga memimpin America PAC, sebuah super PAC yang mendukung upaya Trump untuk menggerakkan pemilih.
Meskipun PAC ini sempat menghadapi kesulitan awal, Musk telah merekrut konsultan baru untuk memperkuat tim kampanye.
Namun, beberapa pejabat Republik meragukan efektivitas PAC ini, terutama dalam upaya di negara-negara bagian kritis seperti Georgia.
Baca Juga: Harris Unggul Tak Terduga pada Menit-menit Akhir atas Trump dalam Jajak Pendapat
Frustrasi Musk terhadap kinerja PAC ini bahkan membawanya untuk melibatkan rekan-rekannya dari sektor swasta, termasuk Steve Davis dari Boring Company.
Dalam konteks ini, Musk diduga memiliki kepentingan bisnis, khususnya dengan Tesla yang menghadapi tantangan regulasi.
Kemenangan Trump kemungkinan bisa meringankan tekanan tersebut, memberikan insentif tambahan bagi Musk untuk mendukung Trump.
Konflik Kepentingan: Peran Musk dalam Pemerintahan Trump
Dalam wawancaranya dengan Fox News, Trump menyatakan bahwa Musk memiliki berbagai peran potensial yang dapat diambilnya dalam pemerintahan mendatang.
Trump bahkan mengisyaratkan bahwa Musk mungkin akan diberikan posisi dalam administrasi dengan fokus pada peningkatan efisiensi pemerintahan – sebuah langkah yang bisa menimbulkan konflik kepentingan yang signifikan, mengingat keterkaitan Musk dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki kontrak pemerintah.
Pengaruh Elon Musk dan Dampaknya bagi Demokrasi AS
Saat pemilu semakin dekat, peran Musk yang kontroversial semakin mencuat ke permukaan.
Dengan kemampuan finansial yang luar biasa dan pengaruh di sektor teknologi, Musk tidak hanya menjadi figur bisnis dan teknologi, tetapi juga aktor politik utama.
Keterlibatannya dalam kampanye Trump, baik melalui donasi maupun strategi kampanye, berpotensi membentuk masa depan politik dan ekonomi Amerika Serikat.
Baca Juga: Jauh Sebelum Tesla, Inilah Pionir Mobil Listrik yang Terlupakan!
Perdebatan mengenai keterlibatan pengusaha besar dalam politik masih terus berkembang.
Bagi banyak orang, pengaruh yang besar dari figur seperti Musk dapat merusak keseimbangan demokrasi, memperkuat pandangan bahwa kekayaan dan kekuasaan dapat menentukan arah politik negara.
Di sisi lain, pengaruh Musk juga mencerminkan perubahan dalam cara pandang mengenai hubungan antara dunia bisnis dan politik, sebuah fenomena yang kemungkinan akan terus berkembang dalam lanskap politik global.