kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Elon Musk Lakukan Blunder US$13 Miliar, Wall Street Tetap Tertarik Bekerja Sama


Rabu, 21 Agustus 2024 / 10:37 WIB
Elon Musk Lakukan Blunder US$13 Miliar, Wall Street Tetap Tertarik Bekerja Sama
ILUSTRASI. Elon Musk melakukan kesalahan senilai US$13 miliar. Wall Street masih ingin bekerja sama dengannya.. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: businessinsider.com | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Elon Musk, kembali menjadi pusat perhatian setelah serangkaian keputusan kontroversial yang melibatkan akuisisi Twitter.

Dengan memanfaatkan dana pinjaman sebesar US$13 miliar dari beberapa bank besar, Musk telah menimbulkan perdebatan luas terkait dengan dampak finansial dari langkah tersebut, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi pihak bank yang terlibat.

Akuisisi Twitter oleh Elon Musk

Pada tahun 2022, Elon Musk mengambil langkah besar dengan mengakuisisi Twitter, platform media sosial yang telah lama dikenal sebagai tempat berkumpulnya berbagai opini dan diskusi publik.

Untuk mendanai akuisisi ini, Musk memperoleh pinjaman sebesar US$13 miliar dari beberapa bank terkemuka, termasuk Morgan Stanley dan Bank of America. Namun, setelah akuisisi ini, performa Twitter mengalami penurunan drastis, dengan pendapatan yang menurun hingga 50%.

Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh serangkaian keputusan kontroversial yang diambil oleh Musk, termasuk perubahan drastis pada kebijakan perusahaan serta ketegangan dengan para pengiklan.

Baca Juga: Uni Eropa Akan Kenakan Tarif 19% pada mobil Tesla yang Diimpor dari China

Dampak Penurunan Pendapatan Twitter terhadap Bank-Bank Pemberi Pinjaman

Penurunan pendapatan Twitter tidak hanya berdampak negatif bagi perusahaan itu sendiri, tetapi juga menimbulkan masalah serius bagi bank-bank yang memberikan pinjaman kepada Musk.

Penurunan ini membuat sulit bagi bank untuk menjual kembali utang tersebut, yang pada akhirnya mempengaruhi bonus para bankir yang terlibat dalam transaksi ini. Selain itu, nilai utang tersebut kini dianggap lebih berisiko, yang pada gilirannya meningkatkan kekhawatiran tentang stabilitas keuangan bank-bank tersebut.

Mengapa Bank-Bank Tetap Mendukung Elon Musk?

Meskipun menghadapi situasi yang sulit, bank-bank yang memberikan pinjaman kepada Musk tetap menunjukkan keinginan kuat untuk terus bekerja sama dengannya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor utama:

Salah satu alasan utama mengapa bank-bank tersebut tetap mendukung Musk adalah potensi keuntungan besar dari proyek-proyek masa depannya. Musk adalah pendiri dan pemimpin beberapa perusahaan besar, termasuk Tesla, SpaceX, dan Neuralink, yang semuanya memiliki prospek pertumbuhan yang sangat besar.

Khususnya, SpaceX diperkirakan memiliki valuasi sebesar US$175 miliar, dan jika perusahaan ini meluncurkan penawaran umum perdana (IPO), hal ini dapat menjadi sumber pendapatan yang sangat besar bagi bank-bank yang terlibat.

Baca Juga: X Milik Elon Musk Digugat Lagi, Kali Ini Melibatkan Perusahaan Teknologi Asal Taiwan

Meskipun keputusan Musk dalam mengelola Twitter menimbulkan kontroversi, banyak bank yang masih percaya pada kemampuannya untuk menciptakan nilai jangka panjang.

Rekam jejak Musk dalam membangun perusahaan teknologi yang sukses, seperti Tesla dan SpaceX, memberikan keyakinan bahwa dia dapat membalikkan keadaan dan menghasilkan keuntungan di masa depan.

Bank-bank yang memberikan pinjaman kepada Musk juga melihat kerja sama dengan Musk sebagai bagian dari strategi jangka panjang. Mereka memahami bahwa meskipun ada risiko jangka pendek, potensi untuk terlibat dalam proyek-proyek besar lainnya, seperti IPO SpaceX atau Starlink, dapat memberikan keuntungan yang signifikan dalam jangka panjang.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×