Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - TEXAS. CEO Elon Musk akhirnya mengungkap alasan di balik kerugian miliaran yang dialami dua pabrik Tesla di Texas dan Berlin. Terhambatnya produksi suku cadang di China disebut jadi salah satu alasan utama.
Dalam sebuah wawancara dengan komunitas Tesla Owners Silicon Valley di Austin, Texas, akhir Mei lalu, Musk mengatakan bahwa dua pabrik baru Tesla tersebut sudah seperti tungku raksasa yang membakar uang.
"Baik pabrik Berlin dan Austin adalah tungku uang raksasa saat ini. Ini benar-benar seperti suara gemuruh raksasa, yang merupakan suara uang terbakar," kata Musk tanpa menyebutkan jumlah kerugiannya.
Pernyataan Musk itu baru dirilis pada hari Rabu (22/6) oleh komunitas tersebut.
Baca Juga: Tak Terima Kena PHK Massal, Karyawan Tesla Ajukan Gugatan Hukum
Dilansir dari Reuters, awal tahun ini Tesla memulai produksi di pabrik baru mereka di Texas dan Berlin. Kedua situs ini dianggap sangat penting untuk mewujudkan ambisi Tesla menjadi pembuat mobil listrik papan atas.
Musk mengatakan dia berharap Tesla akan memulai produksi truk pikap listrik Cybertruck, yang telah tertunda, pada pertengahan 2023.
Lebih lanjut, Musk juga mengatakan bahwa pabrik Tesla di Texas hanya mampu memproduksi mobil dalam jumlah kecil karena kebutuhan mereka akan baterai tipe 4680 barunya tidak terpenuhi.
Baca Juga: Elon Musk: Saya Tidak Pernah Mengatakan, Orang Harus Berinvestasi di Kripto
Di saat yang sama, suku cadang untuk membuat baterai lama tipe 2170 masih terjebak di pelabuhan di China.
Musk mengakui bahwa pembatasan aktivitas di Shanghai terkait wabah Covid-19 telah memengaruhi produksi mobil tidak hanya di pabrik Tesla di Shanghai, tetapi juga di pabriknya di California, yang menggunakan beberapa suku cadang kendaraan buatan China.
"Dua tahun terakhir telah menjadi mimpi buruk mutlak untuk rantai pasokan. Dan kami belum keluar dari itu. Bagaimana kita menjaga agar pabrik tetap beroperasi sehingga kita bisa membayar orang dan tidak bangkrut?," lanjut Musk.
Awal pekan ini Musk mengatakan akan melakukan pemotongan jumlah karyawan hingga 10% dalam tiga bulan. Musk pun menyadari betul akan ancaman resesi di AS yang sangat mungkin terjadi.