Sumber: Business Insider | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas mengalami penurunan tajam hingga 6,3% pada Selasa lalu, menjadi kejatuhan terburuk dalam 12 tahun terakhir. Nasib serupa juga dialami perak yang merosot 8,7% di pasar spot.
Penurunan ini diperkirakan terjadi karena investor mulai mengambil keuntungan setelah reli besar harga emas dan perak sepanjang tahun ini.
Miliarder investor Bill Gross, yang dikenal sebagai “Raja Obligasi” (Bond King), menilai tren kenaikan emas kemungkinan sudah mencapai puncaknya.
Dalam wawancara dengan Business Insider, Gross mengatakan emas kini lebih mirip saham-saham yang sedang tren di Reddit ketimbang aset aman bagi investor.
Baca Juga: Bill Gates Sebut AI Akan Gantikan Banyak Pekerjaan Kecuali Profesi di Bidang Ini
Gross menjelaskan, lonjakan harga emas sebagian didorong oleh euforia dan spekulasi, mirip dengan fenomena saham meme dan momentum stocks yang sangat volatil dan rentan terhadap penurunan mendadak.
“Emas menunjukkan karakteristik saham meme dan momentum,” ujarnya.
Gross, yang juga pendiri PIMCO dan berhasil membesarkan dana andalannya, Total Return Fund, hingga US$ 270 miliar dalam hampir tiga dekade, menambahkan bahwa harga emas tetap sensitif terhadap perubahan suku bunga jangka pendek.
Menurutnya, ketika suku bunga turun, emas menjadi lebih menarik dibandingkan uang tunai atau obligasi yang imbal hasilnya menurun. Penurunan suku bunga juga dapat mempercepat inflasi dan memicu kekhawatiran ekonomi, sehingga investor mencari perlindungan di emas sebagai aset aman.
Gross menilai lonjakan harga emas tahun ini juga didorong oleh aksi beli besar-besaran dari bank sentral di berbagai negara. “Pembelian emas dalam jumlah historis dilakukan karena ketidakpastian kebijakan,” katanya.
Baca Juga: IHSG Terjun Bebas Dihantam Aksi Demo, Cek Rekomendasi Saham untuk Hari Ini (29/8)
Faktor seperti perang dagang, konflik militer, dan ketegangan politik global menambah kekhawatiran terhadap prospek ekonomi dunia.
Meski memperingatkan adanya potensi koreksi harga, Gross memperkirakan emas masih akan bertahan lebih baik dibandingkan saham dalam beberapa pekan ke depan.
Ia menilai musim laporan keuangan yang mengecewakan dapat menekan reli pasar saham. “Setelah dua bulan penguatan, mungkin akan ada waktu yang lebih baik untuk membeli emas,” ujarnya.
Gross juga mencatat bahwa imbal hasil obligasi pemerintah AS saat ini telah memperhitungkan kemungkinan penurunan suku bunga acuan The Fed hingga sekitar 3%. Artinya, laporan ekonomi yang sangat lemah baru bisa mendorong penurunan lebih lanjut.
Sebelumnya, Gross dikenal vokal mengkritik euforia di pasar saham yang digerakkan oleh media sosial dan rasa takut ketinggalan (FOMO).
Baca Juga: Sudah Naik Ratusan Persen, Saham ARCI Diprediksi Masih Fase Menanjak
Pada 2022, ia menyebut saham meme seperti AMC dan GameStop sebagai “tiket lotre” yang bisa naik tajam namun tidak didukung oleh fundamental yang kuat. Ia menyamakan tren tersebut dengan permainan kursi musik, di mana investor bergegas keluar ketika harga mulai jatuh.
Tahun lalu, Gross juga mengatakan saham Tesla menunjukkan perilaku mirip saham meme karena kenaikannya yang tajam meski kinerja fundamentalnya melemah.
Ia bahkan diketahui menjual opsi pada saham-saham seperti GameStop, AMC, dan Trump Media, dengan bertaruh bahwa kontrak tersebut akan kedaluwarsa tanpa nilai sehingga ia bisa mempertahankan premi yang diterima.