Sumber: BBC, Reuters, Daily Mail |
NIKOSIA. Sabtu lalu, negara-negara zona Euro plus IMF sepakat akan menyuntik dana darurat senilai 10 miliar euro bagi Siprus. Suntikan ini diberikan dengan kondisi para deposan di bank-bank Siprus ikut menangggung sebagian ongkosnya.
Keputusan tak biasa ini memunculkan kemarahan warga Siprus. Keputusan ini juga dikhawatirkan memudarkan kepercayaan investor atas bank-bank Eropa.
Bagi pembaca yang baru mengikuti atau ingin tahu lebih lanjut tentang situasi Siprus, simak tanya jawab berikut.
Apa yang terjadi pada Siprus sebelumnya?
Di tahun 2008, IMF menggambarkan Siprus sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tinggi, pengangguran rendah, dan keuangan publik yang aman. Namun selama tahun-tahun itu, perbankan Siprus berkembang pesat. Tahun 2011, IMF mengukur bahwa aset perbankan Siprus sudah 835% PDB Siprus.
Bank-bank itu memegang surat utang Yunani. Ketika Yunani merestrukturisasi utangnya akibat krisis tahun lalu, nilai surat utang itu menyusut banyak. Akibatnya, dua bank besar utama Siprus terancam bangkrut jika tak diselamatkan oleh dana bailout.
Bagaimana bailout berdampak bagi deposan di Siprus?
Pemilik simpanan dengan nilai melebihi 100.000 euro akan terkena pajak potongan 9,9% yang berlaku sekali saja. Pemilik simpanan di bawah 100.000 euro terkena 6,75%. Namun, mereka akan menerima kompensasi berupa saham senilai pemotongan dananya jika mau mengendapkan dana di bank selama beberapa waktu.
Apa tujuan pemotongan dana nasabah bank?
Ketika sebuah negara menerima bailout, mereka kerap diminta mencari dana sendiri, misalnya dengan menaikkan pajak atau menjual aset pemerintah (ingat apa yang terjadi pada Indonesia ketika krisis moneter 1998?). Nah, pemotongan pada simpanan nasabah Siprus juga bertujuan sama yakni untuk mengurangi besaran bailout dan jumlah utang baru negara itu. Lebih spesifik lagi, dana dari pemotongan tersebut akan digunakan untuk merekapitalisasi bank bermasalah.
Namun tentu saja ada aspek politis juga di sini. Di zona euro, ada kecurigaan soal pencucian uang di Siprus, terutama dengan besarnya dana Rusia di bank-bank Siprus. Jerman, terutama, tak ingin menggunakan uang pembayar pajaknya untuk menyelamatkan Siprus.
Apakah skema ini pernah dilakukan negara Eropa lain sebelumnya?
Sepanjang krisis utang Eropa, deposan selalu dilindungi. Namun, pernah di tahun 1990an, Italia juga mengenakan pemotongan di setiap rekening bank untuk mencegah kolapsnya lira. Namun pemotongannya hanya 0,06%, sangat kecil dibandingkan yang dilakukan Siprus sekarang.
Kasus sebaliknya saat Islandia terkena krisis di tahun 2008. Islandia justru melindungi nasabah bank lokal, namun merenegosiasi jaminan simpanan nasabah asing yaitu nasabah Belanda dan Inggris. Karenanya, Belanda dan Inggris sempat menuntut Islandia di pengadilan, tapi usaha itu tak berhasil.
Apa hubungan Rusia dalam masalah ini?
Banyak warga Rusia yang memiliki kewarganegaraan ganda dengan Siprus dan banyak bisnis mereka yang ada di sana. Siprus telah meraup banyak dana dan investasi dari Rusia karena pajak perusahaannya yang hanya 10%. Tarif pajak lainnya pun tak besar. Dari 68 miliar euro yang disimpan di bank-bank Siprus, 40%-nya adalah dana asing. Dan sebagian besar dana itu milik Rusia.
Tak heran jika Rusia kemungkinan besar akan menambah jangka waktu pinjaman senilai 2,5 miliar euro bagi Siprus sebanyak 5 tahun hingga tahun 2021. Rusia juga akan mengurangi bunga pinjaman yang saat ini sebesar 4,5%.