kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,22   -11,30   -1.21%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Erdogan Berencana Luncurkan Operasi Militer Baru di Suriah, Untuk Apa?


Selasa, 24 Mei 2022 / 22:55 WIB
Erdogan Berencana Luncurkan Operasi Militer Baru di Suriah, Untuk Apa?


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - ANKARA. Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Turki berencana untuk meluncurkan operasi militer baru di Suriah, meningkatkan kekhawatiran pertempuran baru di perbatasan Turki-Suriah.

Berbicara setelah pertemuan kabinet pada Senin (23/5), Erdogan menyatakan, operasi itu akan bertujuan untuk melanjutkan upaya Turki menciptakan "zona aman" sepanjang 30 km di sepanjang perbatasan dengan Suriah.

"Kami akan segera mengambil langkah-langkah baru mengenai bagian yang tidak lengkap dari proyek yang kami mulai di zona aman sepanjang 30 km yang kami buat di sepanjang perbatasan selatan kami," katanya, seperti dilansir Al Jazeera.

Dia tidak memberikan perincian lebih lanjut tetapi menyebutkan, operasi itu akan bergulir setelah militer, intelijen, dan pasukan keamanan Turki menyelesaikan persiapan mereka.

Daerah yang menjadi target operasi militer adalah yang di bawah kendali Pasukan Demokrat Suriah, kelompok yang mencakup Unit Perlindungan Rakyat, kelompok bersenjata Kurdi yang juga dikenal sebagai YPG.

Baca Juga: Telepon Putin, Erdogan Serukan Gencatan Senjata di Ukraina

Turki memandang YPG sebagai cabang dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang, kelompok yang Ankara anggap sebagai organisasi “teroris”. PKK telah melancarkan pemberontakan bersenjata melawan Turki sejak 1984 dan puluhan ribu orang tewas dalam konflik tersebut.

Menanggapi komentar Erdogan, SDF menegaskan, tidak ada "perubahan strategis" di Suriah utara, dan Turki berusaha untuk "merusak stabilitas" di wilayah tersebut.

Pasukan Turki telah meluncurkan tiga serangan besar ke Suriah utara sejak 2016, mengambil alih wilayah di sepanjang perbatasan dalam apa yang Ankara katakan sebagai upaya untuk mengamankan perbatasan dari ancaman ISIL (ISIS) dan YPG.

Kelompok hak asasi manusia telah mengkritik operasi militer Turki di masa lalu di Suriah utara, dan serangan besar terakhir membuat ribuan warga sipil mengungsi. 

Pada 2020, PBB mendesak Turki untuk menyelidiki "kemungkinan kejahatan perang" yang dilakukan oleh kelompok-kelompok bersenjata di daerah-daerah yang berada di bawah kendalinya.




TERBARU

[X]
×