Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONFLIK RUSIA VS UKRAINA - Turki telah membuat Presiden Rusia Vladimir Putin marah besar. Adapun pemicunya adalah pembebasan komandan Resimen Azov Ukraina yang ditahan di bawah kesepakatan pertukaran tahanan.
Melansir The Telegraph, komentator Rusia menuntut tanggapan keras terhadap "pengkhianatan" Turki. Sementara, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, menyebutnya sebagai "pelanggaran" atas kepercayaan yang diberikan.
“Tidak ada yang memberi tahu Rusia tentang transfer tersebut,” kata Peskov. “Mereka seharusnya tinggal di Turki sampai konflik berakhir.”
Peskov bereaksi terhadap video komandan Resimen Azov yang memeluk Volodymyr Zelenksy dan anggota pemerintah Ukraina lainnya setelah diserahkan di bandara Turki dan kemudian terbang ke Ukraina pada hari Sabtu.
Baca Juga: Respons Kehadiran Wagner, Polandia Geser Pasukan ke Perbatasan Bagian Timur
Zelensky telah berada di Turki untuk berbicara dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang juga telah berjanji untuk mendukung aspirasi keanggotaan NATO Ukraina.
“Tanpa diragukan lagi, Ukraina pantas berada di NATO,” kata Erdogan setelah berbicara dengan presiden Ukraina pada hari Jumat di Istanbul.
Keanggotaan Ukraina di NATO akan dibahas pada KTT tahunan NATO di Vilnius minggu ini.
Turki adalah anggota NATO, akan tetapi telah mempertahankan hubungan bisnis dan udara dengan Rusia ketika Eropa memutuskan kontak setelah invasi Kremlin ke Ukraina pada Februari tahun lalu.
Ketika Putin menghadapi pemberontakan dua minggu lalu oleh unit tentara bayaran Wagner, Erdogan adalah salah satu dari sedikit pemimpin internasional yang mendukungnya.
Baca Juga: Serangan Balasan ke Rusia Terhambat, Zelenskiy: Kami Butuh Bantuan Barat