Sumber: BLOOMBERG | Editor: Test Test
LONDON. Item Club, sebuah divisi riset dari Ernst & Young LLP, memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi Inggris untuk tiga tahun ke depan. Item Club juga memprediksi bank sentral Inggris kemungkinan besar tidak akan menaikan suku bunga acuannya hingga 2014 karena ada tekanan pada anggaran belanja pemerintah.
April lalu, Item Club memprediksi pertumbuhan ekonomi Inggris pada tahun 2012 bakal mencapai 3,4% dan 3,1% untuk 2013. Tetapi, Item Club lantas merevisi angka tersebut. Item Club memprediksi pertumbuhan ekonomi Inggris tahun 2012 hanya sebesar 2,8% dan 2,9% untuk tahun 2013.
Itu sebabnya, Item Club menilai bank sentral bakal mempertimbangkan untuk memperluas stimulus ekonomi Inggris mengingat kinerja perekonomian yang tengah memburuk. Pasalnya, kebijakan pemangkasan bujet pemerintah Inggris yang bertujuan untuk mengekang defisit anggaran merupakan pemangkasan terbesar sejak Perang Dunia II.
"Ambisi pemerintahan koalisi untuk memotong defisit sangat kuat," ujar Peter Spencer, Kepala Penasihan Ekonomi Item Club yang juga mantan pejabat di keuangan Inggris. "Untuk mencapai defisit 1% tahun ini, dibutuhkan perjuangan. Tetapi, ke depannya akann bertambah dengan cepat untuk memberikan Inggris dasar yang kuat untuk pemulihan di sektor perdagangan dan investasi," lanjutnya.
Item Club mengatakan, ekspor Inggris juga terpengaruh krisis utang yang terjadi di Eropa dan pengetatan anggaran belanja yang cukup signifikan. Itu sebabnya Item Club yakin bank sentral tidak akan menaikkan suku bunga acuannya untuk empat tahun ke depan. Selain itu, rencana bank sentral untuk membeli obligasi sebesar 200 miliar poundsterling ($308 miliar) dari pasar diperkirakan tidak akan bisa terlaksana.
Pada April lalu, mereka memprediksikan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,4% pada tahun 2012 dan 3,1% untuk 2013. Tetapi angka ini berubah. Saat ini, mereka memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 2,8% pada tahun 2012 dan 2,9% untuk tahun 2012. Prediksi untuk Produk Domestik Bruto juga mengalami penurunan. April lalu menargetkan ekspansi hingga 2,7%, tetapi saat ini hanya menargetkan ekspansi 2,2% untuk tahun depan.
Pembuat kebijakan di Bank Inggris mempertimbangkan untuk memperluas stimulus bulan ini setelah perekomonian terlihat sedikit memburuk. Hal ini terjadi karena pemerintah mengumumkan pemotongan pengeluaran terbesar sejak Perang Dunia II untuk mengekang catatan defisit anggaran keuangan. Akibatnya, mayoritas pembuat kebijakan memilih untuk tidak mengubah standar tingkat suku bunga.
"Ambisi dari rencana terbaru yang dibuat oleh koalisi untuk memotong defisit sangat kuat," ujar Peter Spencer, Chief Economic Adviser untuk Item Club dan mantan pejabat di keuangan Inggris. "Untuk mencapai 1% tahun ini, dibutuhkan perjuangan. Tetapi, ke depannya akann bertambah dengan cepat untuk memberikan Inggris dasar yang kuat untuk pemulihan di sektor perdagangan dan investasi," lanjutnya.
Item Club mengatakan, Potensi ekspor Inggris terkena dampak krisis utang yang terjadi di Eropa dan pengetatan anggaran belanja yang cukup signifikan memiliki arti Bank Inggris tidak akan menaikan tigkat suku bunga untuk empat tahun ke depan. Selain itu, ekspansi rencana pembelian obligasi sebesar 200 miliar poundsterling ($308 miliar) tidak akan bisa terlaksana.