Reporter: Rika Theo, Reuters, BBC |
BRUSSELS/BERLIN. Genap sudah prediksi para analis, ekonomi zona Eropa melambat. Setelah tak bergerak di kuartal I, ekonomi Eropa melambat atau minus 0,2% di kuartal II.
Meski begitu, zona Eropa belum masuk resesi karena resesi mensyaratkan ekonomi melambat dua kuartal berturut-turut.
Di hari yang sama, Jerman melaporkan pertumbuhan 0,3%. Tapi terbukti, ia tak bisa menahan kejatuhan ekonomi kawasannya. “Pertumbuhan ternyata cukup solid. Namun ini bisa menjadi berita positif terakhir dari Jerman untuk beberapa waktu terakhir,” kata Joerg Kraemer dari Commerzbank. Ia memprediksi ekonomi Jerman dapat berkontraksi di musim panas mendatang karena tak bisa lepas dari ancaman resesi di zona Eropa dan perlambatan ekonomi global.
Di antara 17 negara Eropa, PDB Portugal anjlok paling dalam yakni melambat 1,2%. Siprus minus 0,8% dan Italia mengalami kontraksi 0,7%. Sementara Jerman mencatat pertumbuhan terbaik, dan Prancis terhindar dari resesi. Data kuartalan dari Irlandia dan Yunani belum keluar.
“Apa yang kita lihat adalah lingkaran kejam pemangkasan anggaran, suku bunga tinggi di negara-negara pinggir, dan kenaikan utang pemerintah,” kata Aline Schuiling di ABN Amro. Ia melihat pembuat kebijakan sangat lamban bertindak dan memperkirakan kontraksi ekonomi kembali terjadi di kuartal tiga.
Saat ini, Yunani, Spanyol, Italia, Siprus, dan Portugas sudah tenggelam dalam resesi. Semua negara ini telah menerima dana bailout Eropa.
“Secara keseluruhan cerita ketahanan ekonomi negara pusat dan terpuruknya negara pinggir berlanjut,” kata Azad Zangana di Schroders. Kekuatan negara-negara pusat itu akan diuji pada kuartal-kuartal berikutnya.