Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina telah mengundurkan diri. Langkah berat tersebut dia ambil setelah berminggu-minggu terjadi protes antipemerintah yang mematikan.
Hal tersebut mengakhiri dominasinya selama lebih dari dua dekade dalam politik Bangladesh.
Melansir BBC, Hasina yang kini berusia 76 tahun, meninggalkan negaranya dan dilaporkan tiba di India pada hari Senin.
Massa yang gembira turun ke jalan untuk merayakan berita tersebut. Beberapa orang menyerbu istana perdana Menteri. Mereka dilaporkan menjarah dan merusak sebagian bekas kediamannya.
Beberapa jam setelah pengunduran diri Hasina, Presiden Mohammed Shahabuddin memerintahkan pembebasan mantan perdana menteri yang dipenjara Khaleda Zia dan semua mahasiswa yang ditahan selama aksi protes baru-baru ini terhadap sistem kuota untuk pegawai pemerintahan.
Presiden Shahabuddin mengatakan, ia telah memimpin pertemuan dengan para panglima militer dan perwakilan politik.
Ia mengatakan bahwa pemerintahan sementara akan dibentuk, pemilihan umum baru akan diadakan dan jam malam nasional akan dicabut.
Baca Juga: Kemenlu: Satu Orang WNI Meninggal dalam Kerusuhan Berdarah di Bangladesh
Di Dhaka pada hari Senin, polisi dan gedung-gedung pemerintah lainnya diserang dan dibakar. Para pengunjuk rasa berusaha merobohkan patung pemimpin kemerdekaan Sheikh Mujibur Rahman, ayah Hasina.
Satuan tentara dan polisi dikerahkan di seluruh kota. Layanan telepon seluler dilaporkan terputus selama beberapa jam sebelum dipulihkan.
Para pengunjuk rasa terlihat membawa perabotan dari kediaman perdana menteri.
Puluhan orang dilaporkan tewas, meskipun jumlah pasti korban masih belum jelas.
Kantor berita AFP melaporkan jumlah korban tewas sebanyak 66 orang, meskipun media lokal Dhaka Tribune mengatakan sebanyak 135 orang tewas.
Kepergian Hasina meninggalkan kekosongan dalam politik Bangladesh, yang telah lama ditandai oleh persaingan antara Liga Awami dan Partai Nasionalis Bangladesh.
Negara ini telah mengalami beberapa kudeta militer. Yang terakhir terjadi pada tahun 2007.
AS memuji tentara atas aksi penanganan mereka dan mengatakan pemerintah sementara harus dibentuk. Uni Eropa mendesak transisi yang tertib dan damai menuju pemerintahan yang dipilih secara demokratis.
Baca Juga: Kemenlu Minta WNI Tak Berkunjung ke Bangladesh
Tidak ada reaksi resmi dari negara tetangga dan kekuatan regional India.
Bangladesh akhir-akhir ini dilanda pertumbuhan ekonomi yang lambat, inflasi, hingga naiknya angka pengangguran.
Bulan lalu, setidaknya 150 orang tewas dan ribuan lainnya terluka dalam kekerasan yang dipicu oleh kelompok mahasiswa yang memprotes kuota pekerjaan.
Selama akhir pekan lalu, penyerangan, aksi vandalisme, pembakaran, hingga penjarahan terjadi dan menargetkan gedung-gedung pemerintah, kantor partai Liga Awami pimpinan Hasina, kantor polisi dan gedung perwakilan masyarakat.