Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Administrasi Penerbangan Federal atau Federal Aviation Administration (FAA), Steve Dickson mengatakan Boeing Co masih memiliki serangkaian langkah yang harus diselesaikan sebelum 737 MAX dapat kembali mengudara termasuk mengirimkan versi pra-produksi dari pembaruan perangkat lunak.
Dilansir Reuters, FAA telah meninjau perubahan perangkat lunak yang diusulkan dan pelatihan dari Boeing Co untuk pesawat terlarisnya itu.
Sebagai informasi, pesawat itu telah dikandangkan sejak Maret usai mengalami dua kecelakaan fatal dalam lima bulan setelah jatuhnya penerbangan Ethiopian Airlines yang mengikuti bencana serupa Lion Air di Indonesia pada bulan Oktober 2018 silam. Akibatnya, sebanyak 346 orang tewas dalam dua kecelakaan itu.
Baca Juga: FAA waiting for more software details before Boeing 737 MAX can return to service
Boeing telah menghabiskan waktu berbulan-bulan bekerja untuk memperbarui perangkat lunak kontrol penerbangan yang penting di pusat kedua tabrakan. Dengan harapan memenangkan persetujuan Administrasi Penerbangan Federal (FAA) bagi pesawat untuk terbang lagi di Amerika Serikat antara Oktober dan Desember. Perkiraan waktu itu mungkin berbeda di negara lain.
Sementara itu, Steve Dickson juga telah mengundang sekitar 50 regulator keselamatan penerbangan dari seluruh dunia pada sebuah briefing informal di Montreal pada 23 September mendatang. Pertemuan itu untuk membahas mengenai status Boeing 737 MAX untuk kembali diterbangkan.
Baca Juga: FAA undang regulator keselamatan penerbangan seluruh dunia bahas Boeing 737 MAX
Sebelumnya, pada Kamis (19/9) Steve Dickson bertemu dengan para eksekutif Boeing di Renton, Washington menguji perangkat lunak yang direvisi dalam sebuah simulator.
FAA mengumpulkan regulator untuk memberikan informasi terkait pesawat. Pertemuan tersebut berlangsung sehubungan dengan Forum Penerbangan Dunia Organisasi Penerbangan Sipil Internasional atau International Civil Aviation Organization World Aviation Forum.