Sumber: Mirror.co.uk | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebuah insiden kekerasan melibatkan pendukung Manchester United di Istanbul, Turki, menjelang pertandingan Liga Europa melawan Fenerbahce.
Beberapa pendukung klub sepak bola asal Inggris ini mengklaim bahwa mereka diserang oleh sekelompok ultras Fenerbahce, dengan jumlah pelaku diperkirakan mencapai 50 orang.
Kejadian ini menambah daftar panjang insiden kekerasan dalam dunia sepak bola Turki, yang telah dikenal dengan atmosfer yang intens di antara para penggemar klub.
Baca Juga: Argentina Masih Puncaki Ranking FIFA Oktober 2024
Kronologi Kejadian Serangan Suporter
Serangan ini terjadi pada malam Rabu, sebelum pertandingan yang dijadwalkan antara Manchester United dan Fenerbahce pada hari Kamis.
Beberapa penggemar Manchester United melaporkan bahwa mereka dikepung oleh sekelompok besar suporter garis keras Fenerbahce di sekitar Grand Hisar Hotel, yang terletak di dekat Taksim Square, sebuah area terkenal di Istanbul.
Salah satu korban mengaku dipukul dengan keras di rahangnya oleh salah seorang pelaku, sementara korban lainnya mengatakan bahwa mereka diserang dengan linggis.
Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan sekelompok besar ultras Fenerbahce yang mengepung para pendukung Manchester United. Salah satu unggahan di Twitter menggunakan keterangan "This is Istanbul", seolah menegaskan kekerasan yang kerap terjadi dalam dunia sepak bola di kota ini.
Di platform lain, Instagram, sekelompok pria terlihat berpose di depan dua motor dengan pesan yang berbunyi "On the first punch of a fight... Manchester is now truly RED :)."
Baca Juga: Tambah Ketat! Beli Tiket Timnas Indonesia Harus Registrasi Garuda ID
Testimoni Korban: Pendukung Manchester United Terkejut
Seorang penggemar Manchester United memberikan pernyataan melalui StrettyNews, sebuah situs penggemar klub, tentang kejadian yang dialaminya.
Ia menjelaskan bahwa ia dan empat temannya dikepung oleh sekitar 50 orang.
"Sekitar 50 dari mereka mengelilingi kami (sekelompok lima orang). Seorang pria mengikuti saya menyusuri jalan dan berpura-pura membantu sebelum tiba-tiba memukul saya di rahang," ujarnya.
Sementara itu, dalam sebuah wawancara dengan Daily Mail, seorang korban lainnya mengaku diserang dengan menggunakan linggis.
Insiden ini mengingatkan banyak orang akan serangkaian serangan serupa di dunia sepak bola Turki, termasuk tragedi yang menewaskan dua pendukung Leeds United di Istanbul pada tahun 2000, menjelang pertandingan semifinal Piala UEFA melawan Galatasaray.
Baca Juga: Update! Peringkat FIFA Timnas Indonesia Turun Menjadi Posisi 130
Kekerasan dalam Sepak Bola Turki: Sebuah Fenomena yang Tak Asing
Sepak bola Turki sering kali menjadi berita utama karena insiden kekerasan yang melibatkan suporter. Tahun lalu, para pemain Fenerbahce diserang oleh pendukung Trabzonspor yang menyerbu lapangan saat pertandingan berlangsung.
Pemain seperti Bright Osayi-Samuel dan Michy Batshuayi harus membela diri dari serangan tersebut. Selain itu, pada tahun yang sama, pemilik klub Ankaragucu, Farak Koca, turun ke lapangan dan memukul wasit setelah tidak setuju dengan sebuah keputusan selama pertandingan melawan Caykur Rizespor.
Atmosfer yang penuh emosi ini telah menjadi ciri khas sepak bola Turki, terutama ketika tim besar seperti Fenerbahce, Galatasaray, dan Besiktas berlaga.
Para pemain sering kali harus menghadapi tekanan mental dan fisik dari pendukung tim lawan yang tidak segan-segan mengekspresikan dukungan mereka secara agresif.