Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - MANILA. Pemerintah Filipina akan menghentikan sementara impor beras selama 60 hari mulai 1 September 2025.
Kebijakan ini diumumkan oleh Menteri Komunikasi Dave Gomez pada Rabu (6/8/2025) sebagai bagian dari upaya melindungi petani lokal menjelang masa panen utama domestik.
Baca Juga: Mengenal Mata Uang Peso Filipina, Sejarah, hingga Nilai Tukar ke Rupiah
Menurut Gomez, Presiden Ferdinand Marcos Jr. belum mempertimbangkan opsi menaikkan tarif impor beras.
Pemerintah lebih memilih menahan lonjakan pasokan dari luar negeri guna menjaga stabilitas harga gabah di tingkat petani.
Kebijakan ini muncul di tengah perlambatan inflasi konsumen Filipina yang mencapai level terendah dalam hampir enam tahun.
Badan statistik nasional mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) hanya naik 0,9% secara tahunan pada Juli, jauh di bawah proyeksi median 1,1% dalam jajak pendapat Reuters dan lebih rendah dibandingkan inflasi Juni sebesar 1,4%.
Baca Juga: Pasokan Domestik Tersendat, Impor Nikel dari Filipina Berpotensi Melonjak
Rata-rata inflasi selama tujuh bulan pertama 2025 tercatat sebesar 1,7%, berada di bawah target tahunan bank sentral Filipina (Bangko Sentral ng Pilipinas/BSP) yang berada pada kisaran 2,0% hingga 4,0%.
Gubernur BSP Eli Remolona menyampaikan kepada Reuters pekan lalu bahwa pihaknya berencana menurunkan suku bunga acuan dua kali lagi tahun ini, setelah sebelumnya menahan suku bunga di level 5,25%, terendah dalam dua setengah tahun terakhir.
Namun, waktu pelaksanaannya masih bergantung pada prospek pertumbuhan dan inflasi.
“Secara keseluruhan, kebijakan moneter yang lebih akomodatif masih diperlukan,” tulis BSP dalam pernyataan resmi.
Baca Juga: Saham Asia Turun Ikuti Wall Street, Dolar Bergerak dalam Rentang Sempit
Namun, mereka juga mengingatkan bahwa risiko inflasi tetap ada, terutama akibat ketegangan geopolitik global dan ketidakpastian kebijakan luar negeri, yang perlu terus dipantau.
Penurunan inflasi pada Juli sebagian besar dipicu oleh turunnya harga beras secara tahunan sebesar 15,9%, lebih dalam dibandingkan penurunan pada Juni sebesar 14,3%.
Badan statistik memperkirakan tren penurunan harga beras ini kemungkinan akan berlanjut dalam beberapa bulan mendatang.
Namun, inflasi inti yang tidak memasukkan komponen pangan dan energi yang volatile justru sedikit meningkat menjadi 2,3% pada Juli, naik dari 2,2% pada bulan sebelumnya.
Pemerintah Filipina sebelumnya telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2025 menjadi 5,5%-6,5%, turun dari proyeksi awal 6%-8%.
Baca Juga: Trump Segera Umumkan Calon Gubernur The Fed, Pertimbangkan 4 Nama Pengganti Powell
Data resmi produk domestik bruto (PDB) kuartal kedua dijadwalkan rilis pada 7 Agustus.
Gubernur Remolona optimistis pertumbuhan kuartal ini akan lebih baik dibandingkan kuartal pertama yang tumbuh 5,4%.
Adapun keputusan terbaru arah suku bunga akan ditentukan dalam rapat Dewan Moneter pada 28 Agustus mendatang.