Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - LONDON. Semakin seringnya pembatalan, penundaan, dan gangguan dalam perjalanan, para wisatawan kini lebih selektif dalam memilih jenis dan tingkat perlindungan asuransi yang mereka beli. Perusahaan juga mulai menggunakan jasa konsultan perjalanan untuk mengurangi risiko bagi karyawan mereka.
Sejak tahun 2019, gangguan perjalanan meningkat akibat berbagai hal seperti pandemi COVID-19, cuaca ekstrem, letusan gunung berapi, konflik militer, masalah keamanan pesawat, gangguan teknologi, hingga kebakaran bandara yang menyebabkan jutaan penumpang tertunda atau terlantar.
Di Amerika Serikat, kekurangan petugas lalu lintas udara dan sistem teknologi yang sudah tua menambah keruwetan. Pada Mei 2025, pemadaman peralatan, proyek perbaikan landasan, dan kekurangan staf menyebabkan pembatalan dan penundaan penerbangan di Bandara Newark Liberty, salah satu bandara utama New York City.
Baca Juga: Libur Panjang Dongkrak Kinerja Asuransi Perjalanan
Baru-baru ini, serangan Israel ke Iran juga menyebabkan ribuan penerbangan dibatalkan atau dialihkan untuk menghindari wilayah konflik.
Namun, meski sudah memiliki asuransi, banyak polis yang ternyata memiliki pengecualian tersembunyi di bagian syarat dan ketentuan.
Karena itu, semakin banyak orang yang memilih paket asuransi yang lebih lengkap meski dengan premi yang lebih mahal. Mnurut wawancara dengan beberapa agen perjalanan dan perusahaan asuransi, hal ini dilakukan demi perlindungan yang lebih baik.
"Kondisi dunia saat ini tidak stabil, jadi orang lebih sering membatalkan rencana perjalanan," kata Duncan Greenfield-Turk, CEO agen perjalanan mewah Global Travel Moments di London.
Di Eropa, wisatawan yang membeli asuransi perjalanan meningkat 3% dibanding tahun lalu, menurut perusahaan asuransi Allianz Partners.
Sementara itu, Squaremouth, marketplace asuransi perjalanan terbesar di AS melaporkan kenaikan 34% secara global dalam pembelian perlindungan Cancel For Any Reason (batal tanpa alasan spesifik).
"Wisatawan dari Inggris dan AS lebih siap membayar lebih untuk melindungi perjalanan mereka," kata Anna Kofoed, CEO Travel di Allianz Partners dikutip Reuters.
Kenaikan juga terlihat dalam permintaan jasa konsultasi perjalanan. Seiring dengan pengumuman sejumlah kebijakan imigrasi baru oleh mantan Presiden AS Donald Trump, seperti larangan masuk dan pemeriksaan visa yang lebih ketat, banyak perusahaan kini khawatir terhadap dampaknya bagi perjalanan bisnis.
Baca Juga: Andalkan Asuransi Perjalanan, YOII Bidik Pendapatan Premi Rp 420 Miliar pada 2025
Perusahaan konsultan risiko perjalanan World Travel Protection (WTP) mengatakan banyak warga AS ditahan di perbatasan karena dokumen mereka dianggap tidak valid akibat perubahan aturan visa.
"Kami melihat peningkatan tajam dalam jumlah organisasi yang meminta bantuan kami untuk memahami kondisi terbaru di AS," kata Frank Harrison dari WTP.
Perusahaan CIBT, yang memberikan panduan non-hukum untuk visa dan imigrasi, mencatat kenaikan 50% dalam permintaan informasi sejak November lalu dari perusahaan yang ingin mempersiapkan perjalanan karyawan mereka ke AS.
Salah satu tren baru adalah asuransi parametrik, yang memberikan kompensasi otomatis setelah kejadian tertentu terjadi, misalnya saat penerbangan tertunda, tanpa harus mengajukan klaim secara manual.
Produk ini mulai populer sejak pandemi COVID-19 dan kini mulai ditawarkan lebih luas oleh berbagai perusahaan asuransi.
Unit Mawdy dari perusahaan asuransi Spanyol Mapfre di Irlandia mencatat bahwa 11% lebih banyak pelanggan memilih paket asuransi premium saat ada kompensasi otomatis yang disediakan.
Bahkan tempat wisata pun mulai menawarkan perlindungan semacam ini. Penyewaan vila dan taman air milik Marriott Bonvoy kini menawarkan asuransi cuaca yang membayar otomatis jika hari hujan.
Penyedia asuransi Sensible Weather menyatakan jaminan cuaca ditambahkan dalam 30% pemesanan taman hiburan dan 10%–15% pemesanan akomodasi kelas atas sepanjang tahun 2024.
Squaremouth juga meluncurkan produk baru pada Maret lalu khusus untuk penumpang kapal pesiar, yang mencakup perlindungan jika penumpang terjebak di kapal atau gagal mengunjungi pelabuhan tujuan.
"Setiap perjalanan punya kekhawatiran yang berbeda, apakah itu badai, salju, atau masalah lalu lintas udara. Kami ingin membuatnya lebih mudah dipahami oleh wisatawan," ujar Suzanne Morrow, CEO InsureMyTri.
Baca Juga: Penjualan Asuransi Perjalanan Oona Insurance Melonjak 328% di Kuartal I-2025