Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Gangguan teknis pada CME Group, operator bursa terbesar di dunia, menyebabkan penghentian perdagangan pada platform mata uang populernya serta kontrak berjangka (futures) di berbagai kelas aset, termasuk valuta asing, komoditas, Treasury AS, dan indeks saham.
Sejumlah tolok ukur harga global tidak dapat diperbarui karena broker menarik produk terkait dari sistem.
Dalam pernyataannya, CME menyebut penyebab masalah berasal dari gangguan sistem pendingin di pusat data milik CyrusOne. CME mengatakan pihaknya sedang berupaya menyelesaikan masalah tersebut “dalam waktu dekat”, tetapi tidak memberikan rincian tambahan.
CyrusOne, perusahaan pusat data yang berbasis di Dallas dan mengoperasikan lebih dari 55 pusat data di AS, Eropa, dan Jepang, belum merespons permintaan komentar dari Reuters.
Harga Berbagai Komoditas dan Indeks Tidak Diperbarui
CME, yang dikenal menawarkan rangkaian produk benchmark terluas mulai dari suku bunga, ekuitas, energi, logam hingga kripto dan pertanian, pertama kali mengumumkan gangguan tersebut melalui situs webnya pada pukul 02.40 GMT.
Baca Juga: Peretasan Bursa Kripto Upbit: Korsel Duga Grup Lazarus Korut Jadi Dalangnya
Menurut data LSEG, hingga pukul 07.20 GMT, pembaruan harga untuk kontrak berjangka minyak mentah WTI, Treasury AS tenor 10 tahun, S&P 500, Nasdaq 100, Nikkei, minyak sawit, dan emas masih terhenti.
Harga pada platform valuta asing EBS, yang mencatat transaksi harian hampir US$60 miliar pada Oktober juga tidak diperbarui, termasuk pada pasangan utama seperti EUR/USD dan USD/JPY.
Meskipun pedagang spot forex relatif lebih mudah beralih ke platform lain, gangguan ini membuat broker kesulitan karena tidak tersedia harga pasar langsung, sehingga banyak yang enggan mengeksekusi transaksi.
“Ini benar-benar menyusahkan,” kata Christopher Forbes, Kepala Asia & Timur Tengah CMC Markets.
“Saya belum pernah melihat gangguan bursa sebesar ini dalam 20 tahun,” tambahnya.
CMC menarik sejumlah kontrak komoditas dan terpaksa menggunakan data internal serta perhitungan sendiri untuk menyediakan harga bagi klien maupun broker lain.
“Kami mengambil risiko yang tidak perlu hanya untuk terus memberikan harga,” ujar Forbes.
“Saya rasa pasar tidak akan menyukai ini, dan volatilitas bisa meningkat saat pembukaan,” terangnya.
Dampak pada Pasar Global
Kontrak berjangka merupakan instrumen utama di pasar keuangan global, digunakan oleh dealer, spekulan, serta pelaku industri untuk lindung nilai dan manajemen posisi. CME sebelumnya melaporkan volume rata-rata derivatif harian mencapai 26,3 juta kontrak pada Oktober.
Baca Juga: Analis Wall Street: Investor Sedang Mabuk AI — dan Ini Bisa Berakhir Tragis
Gangguan kali ini mengingatkan pada insiden pada April 2014, ketika CME menghentikan perdagangan elektronik untuk beberapa kontrak pertanian akibat masalah teknis. Baru-baru ini pada 2024, LSEG dan operator bursa Swiss juga mengalami gangguan singkat yang memengaruhi pasar.
Menurut analis IG, Tony Sycamore, perdagangan di Asia sejak pagi berjalan lambat setelah libur Thanksgiving di AS.
“Hari ini sudah sangat sepi, dan gangguan ini membuat kondisi semakin sulit, terutama ketika minat transaksi cukup tinggi menjelang akhir bulan yang penuh volatilitas,” ujarnya.
Dengan pasar AS libur pada Kamis untuk Thanksgiving dan hanya membuka sesi singkat pada Jumat, volume perdagangan global memang diperkirakan rendah dan gangguan di CME semakin menekan aktivitas pasar.













