Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - ROMA. Biro Statistik Nasional Italia (ISTAT) mengatakan, angka kematian tahun ini di negeri piza akan menjadi yang tertinggi sejak Perang Dunia Kedua. Pendorongnya: pandemi virus corona baru.
Kepala ISTAT Gian Carlo Blangiardo menyatakan pada Selasa (15/12), total kematian di Italia sepanjang 2020 akan melebihi angka 700.000 dibanding 647.000 pada 2019 lalu.
"Terakhir kali hal seperti ini terjadi adalah pada 1944 ketika kita berada di puncak Perang Dunia Kedua," ungkapnya kepada stasiun televisi pemerintah RAI seperti dilansir Reuters.
Untuk itu, Penasihat Menteri Kesehatan Italia Walter Ricciardi menyerukan pembatasan sosial yang lebih ketat untuk mengekang penyebaran virus corona baru guna menghindari "tragedi nasional".
Baca Juga: WHO peringatkan kebangkitan virus corona di Eropa awal tahun depan
"Kita berada dalam situasi perang, orang-orang tidak menyadarinya," kata profesor kesehatan masyarakat ini kepada stasiun televisi LA7 seperti dikutip Reuters. "Terakhir kali negara kita mengalami kematian sebanyak ini, saat bom dijatuhkan di kota-kota kita selama perang".
Ricciardi menegaskan, Pemerintah Italia, yang sedang mempertimbangkan pengetatan pembatasan sosial selama liburan Natal dan Tahun Baru, harus mengunci kota-kota utama sepenuhnya.
Dalam wawancara dengan harian La Stampa pada Rabu (16/12), Ricciardi mengatakan, Roma "selalu terlambat" dalam menanggapi gelombang kedua virus corona pada musim gugur.
Italia melaporkan 846 kematian akibat virus corona pada Selasa (15/12), menjadikan total jumlah orang meninggal karena Covid-19 menjadi 65.857, tertinggi kelima di dunia.
Baca Juga: WHO catat 4,3 juta kasus virus corona sepekan terakhir, rekor tertinggi mingguan
Seperti di banyak negara lain, jumlah itu secara luas dianggap remeh karena banyak orang yang meninggal akibat virus corona selama gelombang pertama tidak pernah menjalani tes virus.
Perdana Menteri Giuseppe Conte pada Selasa mendesak warga Italia untuk menghindari pertemuan "tidak perlu" selama liburan, dan pemerintah mungkin membuat beberapa "penyesuaian kecil" untuk pembatasan sosial saat ini.
Tetapi, Ricciardi mengatakan kepada La Stampa, penyesuaian kecil tidak cukup. “Belanda telah mengunci dengan jumlah kematian setengah dari Italia, Jerman telah mengunci dengan jumlah kematian sepertiga dari Italia," katanya.
"Saya tidak mengerti dengan keraguan (pemerintah) ini. Jika kita tidak mengambil tindakan yang memadai, kita menuju tragedi nasional," tegas dia.