kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Gara-gara penyadapan bos Google marah


Senin, 04 November 2013 / 18:08 WIB
Gara-gara penyadapan bos Google marah
ILUSTRASI. Sharp. KONTAN/Muradi


Sumber: Reuter | Editor: Asnil Amri

CALIFORNIA. Chairman Google, Eric Schmidt kepada Wall Street Journal mengatakan, adanya aktivitas spionase terhadap Google adalah aktivitas ilegal dan melanggar hak orang lain. Termasuk jika aktivitas spionase itu dilakukan oleh Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) atau NSA.

Dalam laporan Wall Street Journal itu dijelaskan, NSA dinilai telah memata-matai pusat data Google. Jika itu terjadi, kata Schmidt, hal itu merupakan sebuah pelanggaran. "Hal itu benar-benar keterlaluan jika benar NSA mengawasi pusat data Google," tegas Schmidt.

Ia menilai, tak pantas jika sebuah organisasi melakukan misi tertentu yang berpotensi justru melanggar hak orang lain. “Melanggar privasi orang, itu tidak bagus," tegas Schmidt.

Kepada surat kabar di Hong Kong, Schmidt mengatakan mewakili Google telah mendaftarkan keluhan tersebut ke NSA, Presiden Barack Obama serta kepada anggota Kongres.

Menurut laporan Washington Post pada Rabu lalu, NSA telah menyadap langsung ke link komunikasi yang digunakan Google dan Yahoo Inc. Dalam menyadap, NSA diduga memindahkan data sejumlah besar email dan informasi penting pengguna lainnya termasuk yang ada di luar negeri .

Menanggapi laporan itu, NSA membantah pemberitaan tersebut. " Saya memberitahukan Anda, faktanya kami tidak memiliki akses ke server Google maupun server Yahoo," bantah Direktur Jenderal NSA, Keith Alexander NSA pekan lalu.

Ia bilang, untuk menyadap Google maupun Yahoo, pihaknya membutuhkan izin dari pengadilan. Mengenai tudingan berita itu, NSA menilai fakta yang disajikan merupakan fakta yang salah.

Namun, Schmidt menyatakan, bahwa NSA diduga mengumpulkan catatan dari 320 juta orang. "Itu merupakan kebijakan publik yang buruk, dan mungkin ilegal," katanya kepada surat kabar Wall Street Journal.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×